Dihadang Isu Resesi, REI DIY : Menunda Pembelian Rumah Justru Merugikan Pembeli
Untuk masyarakat yang memang membutuhan rumah hunian, Ilham mendorong untuk terus melanjutkan rencananya dengan mencari alternaif terbaik
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Dengan suku bunga 2,47 persen BTN berharap bisa ikut berkonstribusi mendorong dan menggairahkan bisnis properti di Indonesia, terutama memasuki akhir tahun 2022.
Iriska menjelaskan, kebijakan ini berlaku hingga Desember 2022.
“Tentu harapan kami, langkah kami bertahap dengan bunga yang rendah di tengah kenaikan suku bunga yang terus menanjak ini, bisa dimanfaatkan dengan baik oleh kawan-kawan di industri maupun masyarakat,” ucap Iriska.
Ketua DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) DIY dan Jawa Tengah, Slamet Sentosa menyambut baik kebijakan BTN terkait sejumlah kemudahan dan keringanan suku bunga ini.
Ia mengaku, suku bunga 2.47 persen akan menjadi amunisi baru untuk mendorong penjualan properti di DIY maupun Jawa Tengah yang sempat kontraksi lantaran pandemi Covid-19, kenaikan harga BBM dan terpaan isu resesi global.
Slamet mengungkapkan optimismenya, pasar properti khususnya untuk kalangan menengah bawah akan tetap tumbuh.
Ia menyebut, sejauh ini penjualan landed houase dengan harga dibawah Rp 1 miliar masih berkembang baik.
“Segmen pasar ini, adalah mereka yang memang benar-benar ingin memenuhi kebutuhan dasar yakni rumah tinggal. Tentu dengan program ini, saya berharap akan mendorong serapan masyarakat dan berikutnya akan berdampak pada cash flow perusahaan,” pungkasnya. (*)
