Berita Kesehatan
Penyakit Gagal Ginjal pada Anak Sebenarnya Bisa Sembuh 2-4 Minggu, Begini Penjelasannya
Apabila pasien tidak lebih baik dari empat minggu, maka itu artinya ada cedera yang berat dan membutuhkan dialisis atau cuci darah.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kasus gagal ginjal pada anak sebenarnya bisa disembuhkan dalam waktu 2-4 minggu.
Hal ini diungkapkan oleh Pakar Nefrologi Anak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito dr. Retno Palupi B.Med. Sc., M.Epid., M.Sc., Sp.A(K).
Diketahui, nefrologi adalah cabang kedokteran dan subspesialisasi penyakit dalam dan anak yang berfokus pada diagnosis, pengobatan dan manajemen penyakit yang memengaruhi ginjal.
Maka, Retno juga menjadi salah satu dokter yang menangani anak dengan gagal ginjal akut di RSUP Dr Sardjito .
Baca juga: 8 Pertanda Gagal Ginjal pada Anak
“Secara alamiah, sebenarnya penyakit gagal ginjal pada anak itu bisa disembuhkan jika ditangani dengan baik. Dalam 2-4 minggu, biasanya fungsi ginjal pasien sudah kembali membaik, volume urine sudah meningkat dan ureum sudah memperlihatkan tanda-tanda fungsi ginjal yang membaik,” tutur Retno dalam webinar MyHealth Diary berjudul ‘Waspada Gagal Ginjal Akut pada Anak’.
Webinar tersebut ditayangkan di kanal YouTube Universitas Gadjah Mada, Selasa (1/11/2022) malam.
Retno mengatakan, apabila pasien tidak lebih baik dari empat minggu, maka itu artinya ada cedera yang berat dan membutuhkan dialisis atau cuci darah.
“Jika tidak bisa disembuhkan, berarti ada komplikasi yang terjadi di organ-organ lain, seperti liver, jantung, neurologi atau paru-paru, tergantung dari etiologi atau penyebab penyakitnya sendiri,” jelasnya.
Ia turut mengimbau kepada orang tua untuk terus memperhatikan volume urine pada anak dan menjaga kecukupan cairan harian.
Baca juga: Khawatir Gagal Ginjal Akut, Orangtua Bisa Cek Kondisi Anak di Faskes Terdekat
“Konsumsi gula dan garam yang cukup. Bagi anak yang sakit, ketika anak demam dan diare, beri cairan tambahan dan motivasi agar minum cukup,” papar dia.
Jika anak mengalami penurunan volume atau frekuensi urine, bahkan urinenya tidak ada, ia meminta agar segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
Tidak hanya itu, orang tua diminta untuk tidak mengonsumsi obat-obatan yang didapatkan secara bebas tanpa anjuran dari tenaga kesehatan yang kompeten sampai dikeluarkan pengumuman resmi dari pemerintah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. ( Tribunjogja.com )