Pakar Ulas Xi Jinping vs Hu Jintao dan Narasi Negatif Barat ke China
Mantan Sekjen Partai Komunis China Hu Jintao dikeluarkan dari arena Kongres ke-20 PKC di Beijing saat ia duduk di sebelah Xi Jinping.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
NEWS UPDATE
- Mantan Presiden China Hu Jintao dikeluarkan dari arena Kongres ke-20 Partai Komunis China
- Hu Jintao semula duduk di sebelah kiri Presiden China Xi Jinping, sebelum didatangi tiga petugas
- Xi Jinping menyaksikan detik-detik adegan tersebut sembari tersenyum, saat Hu Jintao berusaha mencolek bahunya
- Xi Jinping terpilih skembali menjadi Sekjen PKC , dan berpeluang besar melanjutkan kekuasaan di periode ketiga
TRIBUNJOGJA.COM, BEIJING – Pakar geopolitik dan kolumnis Timur Fomenko menyebut spekulasi buruk dikeluarkannya Hu Jintao dari arena Kongres Partai Komunis China didorong media barat.
Polemik dan berbagai tafsir buruk atas peristiwa itu jadi contoh terbaru media barat yang berusaha keras menyoroti semua keburukan tentang China.
Dalam artikel yang diterbitkan Russia Today, Senin 931/10/2022), Timur Fomenko menyatakan, spekulasi pembersihan secara cepat muncul ke publik.
Sementara, tidak jelas mengapa Hu Jintao dikawal keluar dari arena kongres, dan tidak ada komentar resmi sesudah itu.
Baca juga: Terpilih Kembali Pimpin PKC, Xi Jinping Bertekad Bawa China Makin Kuat
Pada akhirnya spekulasi yang muncul, Hu Jintao sebenarnya telah dibersihkan oleh Xi Jinping. Ia lalu dibandingkan ihwal gaya kepemimpinannya yang lebih kolektif dibandingkan Xi Jinping yang sentralistik.
Gagasan seorang mantan pemimpin nasional, yang sekarang berusia 79 tahun, secara terbuka 'dibersihkan', memang bukanlah hal yang konyol.
Namun, di sinilah kita hari ini dalam hal liputan China kontemporer. Bahkan lebih dari seminggu setelah insiden, artikel media terus mengalir.
Berspekulasi nasib mantan Skjen PKC itu yang menimbulkan paranoia dan citra negatif terhadap China.
Peristiwa itu menepis penjelasan logis Hu Jintao meninggalkan acara tersebut karena kesehatannya yang buruk.
Budaya Gas Lighting Barat
Sikap yang ditunjukkan media barat terhadap 'insiden' Hu Jintao adalah perwakilan dari budaya “gas lighting’ sehubungan semua hal di Tiongkok.
Karena itu, dengan peluang apa pun yang dapat mereka temukan, korporasi media barat akan secara aktif meledakkan isu untuk menciptakan liputan negatif, spekulatif, dan sensasional.
Isu dipelihara dalam jangka panjang guna mengobarkan perang 'opini publik' melawan Beijing.
Dalam apa yang disebut Timur Fomenko, atmosfer beracun ini, China menjadi sasaran detail kecil dan menjadi sasaran pengawasan yang tidak didapatkan negara lain.