Pakar Ulas Xi Jinping vs Hu Jintao dan Narasi Negatif Barat ke China

Mantan Sekjen Partai Komunis China Hu Jintao dikeluarkan dari arena Kongres ke-20 PKC di Beijing saat ia duduk di sebelah Xi Jinping.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
GREG BAKER / AFP
Presiden China Xi Jinping menyanyikan lagu kebangsaan saat resepsi di Aula Besar Rakyat pada malam Hari Nasional China di Beijing pada 30 September 2021. 

Media memainkan asumsi publik tentang kerahasiaan, kebrutalan, dan paranoia China untuk memutarbalikkan situasi yang sangat normal untuk menyiratkan skenario terburuk.

Melalui inilah asumsi Covid-19 tidak mungkin memiliki 'penjelasan alami' mendapatkan begitu banyak legitimasi.

Dalam pola pikir seperti itu, setiap hal kecil dilihat dalam konteks teori konspirasi yang lebih luas dan jahat dengan agenda komunis yang tersembunyi di dalamnya.

Jenis wacana ini juga memungkinkan ketakutan dan paranoia terhadap 'pengaruh Cina' berkembang biak, menciptakan persetujuan untuk kebijakan terkait penahanan.

Salah satu contohnya adalah branding Huawei sebagai ancaman keamanan nasional sehingga bisa dikeluarkan dari jaringan 5G.

Meskipun Huawei berada di jaringan negara-negara barat selama lebih dari satu dekade, Anda mungkin memperhatikan itu bukan ancaman, sampai tiba-tiba datang isu membahayakan.

Begitulah cara kerja manipulasi. Oleh karena itu, “gas lighting” mengenai Hu Jintao tidak lebih dari manipulasi yang disengaja.

Tujuannya mendorong sentimen negatif terhadap China, karena mereka tak ingin Beijing membangun narasinya sendiri mengenai peristiwa itu.(Tribunjogja.com/RussiaToday/xna)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved