Berita Sleman Hari Ini
Inilah 3 Sekolah di Sleman yang Jadi 'Korban' Proyek Tol Yogyakarta-Solo dan Yogyakarta-Bawen
Begini kisah tiga sekolah di Kabupaten Sleman yang menjadi "korban" proyek pembangunan Tol Yogyakarta-Solo dan Tol Yogyakarta-Bawen.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Proyek pembangunan jalan Tol Yogyakarta-Bawen, Yogyakarta-Solo, dan Yogyakarta-YIA memang menuai banyak pro dan kontra.
Sebagian menyambut baik lantaran jalan tol ini akan menyelamatkan masyarakat dari kemacetan di masa yang akan datang.
Waktu tempuh dari Kota Yogyakarta (Jogja) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menuju ke Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) menjadi lebih singkat.
Begitu juga dengan waktu tempuh dari Jogja menuju ke Solo, Jateng dan dari Jogja menuju ke Yogyakarta International Airport (YIA).
Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, ada banyak rumah, sekolah, dan lahan lain yang harus dikorbankan.
Beberapa sekolah di DIY yang harus terima jadi “korban” proyek tol Yogya-Bawen dan Yogya-Solo di antaranya adalah:
1. SD Negeri Banyurejo 1

Sekolah Dasar (SD) Negeri Banyurejo 1 terletak di Dusun Onggojayan, Kelurahan Banyurejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, DIY.
Diwartakan Tribunjogja.com, Selasa (25/10/2022), proyek pembangunan jalan tol Yogya-Bawen sepanjang 76 kilometer membuat gedung sekolah SD Negeri Banyurejo 1 terkepung alat berat.
Kepala SD Negeri Banyurejo 1 mengatakan, meskipun pembangunan tol Yogya-Bawen mengganggu kegiatan belajar-mengajar, kini siswa sudah terbiasa.
“Ya, sebenarnya terganggu, pasti lah terganggu, yang namanya untuk kegiatan belajar pasti terganggu, itu sudah pasti. Tapi, sudah diantisipasi,” kata Kepala SD Negeri Banyurejo 1, Selasa (25/10/2022).
“Jadi (kami) sudah terbiasa. Selama gedung sekolah ini tetap berdiri kokoh, tidak diusik, masih happy-happy aja. Kegiatan sekolah tetap berjalan normal seperti biasa,” imbuhnya.
Namun, nasib bangunan SD Negeri Banyurejo 1 hingga kini masih belum pasti.
Lebih dari separuh bangunan SD Negeri Banyurejo 1 nantinya akan diterjang tol Yogya-Bawen.
Saat ini, proses pembangunan masih berada di sekitar area sekolah. Gedung sekolah belum tersentuh pembangunan karena belum dibebaskan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Lahan Jalan Tol Yogya-Bawen, M Mustanir sebelumnya mengatakan, ada informasi bahwa Komite SDN 1 Banyurejo sebenarnya sudah mengusulkan tanah pengganti untuk membangun gedung baru.
Namun, tanah pengganti itu statusnya adalah Tanah Kas Desa (TKD).
Padahal, alih fungsi TKD harus mendapatkan izin Gubernur DIY sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 34/2017 tentang Pemanfaatan Tanah Desa.
Hal yang menjadi masalah adalah pihak mana atau siapa yang harus mengurus izin pemanfaatan tanah desa tersebut.
“Nah itu yang belum dikomunikasikan, harus segera kita koordinasikan itu. Jadi kalau misal sudah dikoordinasikan, siapa yang kemudian mengajukan izin alih fungsi untuk keperluan itu, ya segera akan kami bangunkan (gedung baru untuk SD Negeri Banyurejo 1),” jelas Kepala SD Negeri Banyurejo 1.
Baca juga: Kisah Sekolah di Sleman Terkepung Proyek Pembangunan Tol Yogya-Bawen
Baca juga: SD Negeri di Wonosari Klaten Dibobol Maling, Komputer dan Proyektor hingga Uang Kas Guru Raib
2. SMK Negeri 1 Depok

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Depok terletak di Jalan Ring Road Utara, Dusun Sanggrahan, Kelurahan Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY.
Senasib dengan SD Negeri Banyurejo 1, SMK Negeri 1 Depok Sleman adalah “korban” proyek pembangunan tol, yaitu Tol Yogyakarta-Solo atau Yogya-Solo.
Diwartakan Tribunjogja.com Minggu (21/10/2021), Wakil Kepala SMK Negeri 1 Depok bidang Kesiswaan Sri Sundari menjelaskan, memang betul ada sejumlah area di sekolahnya yang terkena dampak proyek pembangunan jalan tol.
Untuk itu, pihaknya harus mencari tanah lain untuk dijadikan pengganti wilayah yang terdampak.
“Nanti Ruang Praktik Perhotelan Mini, Prani Business Center, itu nanti terkena (proyek jalan Tol Yogya-Solo). Kami diminta pemerintah untuk mencari lahan lain guna membangun tempat praktik baru,” kata Sri Sundari kepada Tribunjogja.com, Sabtu (20/3/2021).
Selain itu, Ruang Praktik untuk mata pelajaran Busana juga bakal terkena dampak meskipun sedikit.
Lalu, kemungkinan besar dua pintu masuk utama SMK Negeri 1 Depok juga bakal terkena proyek jalan tol Yogyakarta-Solo.
“Kemungkinan kami akan membuat pintu masuk lewat gang Pasar STAN itu,” kata Sri Sundari.
Adapun Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Didik Wardoyo yang dihubungi secara terpisah mengatakan, pihaknya tidak keberatan jika lahan SMK Negeri 1 Depok terkena dampak proyek pembangunan tol.
“Jadi nanti tempat praktikum kemungkinan akan kami pindah. Itu yang kena hanya di pojokan dekat pagar,” kata Didik saat dihubungi Tribunjogja.com, Jumat (19/3/2021)
“Tidak seluruhnya terdampak, ya kurang lebih 1.000 meter persegi. Nah, itu kan sisi baratnya masih ada lahan kosong, akan kami pindah ke situ (ruang praktiknya),” imbuh Didik.
Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF: Tanggapan Kepala SMK Negeri 1 Depok Terkait Dampak Tol Yogya-Solo
Baca juga: SMK Negeri 1 Depok Masuk Top 4 Sekolah Terbaik di Sleman Berdasarkan UTBK
3. SD Negeri Mejing 2

SD Negeri Mejing 2 terletak di Jalan Timbangan Tebu Nomor 40, Dusun Patukan, Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, DIY.
Diwartakan Tribunjogja.com, Kamis (29/9/2022), SD Negeri Mejing 2 berbagi nasib dengan SD Negeri Banyurejo 1 yang terdampak proyek pembangunan tol Yogya-Bawen.
Meskipun senasib, tapi kisah SD Negeri Mejing 2 berbeda dari SD Negeri Banyurejo 1.
Jika SD Negeri Banyurejo 1 sudah mulai terbiasa dengan proyek yang berjalan di sekitarnya, SD Negeri Mejing 2 malah kaget saat tiba-tiba melihat sudah ada patok dipasang di sekolah.
Ditemui Tribunjogja.com di kantor kepala sekolah Kamis (29/9/2022), Zumrotul Fitriyah, Kepala SD Negeri Mejing 2 mengatakan, pihak sekolah tidak diberitahukan saat dilakukan pemasangan patok.
"Untuk pemasangan patoknya yang pertama itu tidak “kula nuwun” (permisi). Datang-datang masuk ke gerbang, masang patok, selesai, itu kata penjaganya,” ujar Zumrotul Fitriyah.
“Saat itu saya tidak ada di tempat. Pemasangan (patok) mungkin sudah (terjadi) sekitar 5 bulanan (yang lalu),” imbuhnya.
Dilihat dari lokasi pemasangan patok, diperkirakan ruang yang terdampak adalah Ruang Praktik Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Ruang Kelas I dan II, Musala, dan Perpustakaan.
"Kami sempat bertemu dengan Bapak Camat, tanya patok begitu gimana, dijawab (oleh Bapak Camat) akan relokasi, masak tempat umum untuk belajar anak akan bising,” katanya.

“Kemudian, beberapa guru bertanya ke Balai Desa, dijawab, sekolah akan dihadapkan ke timur. Di timur itu ada sawah, katanya mau dibeli balai desa. Itu, penjelasan salah satu pegawai balai desa, itu semuanya tidak resmi (hanya omongan),” papar Kepala SD Negeri Mejing 2.
Lebih lanjut, pihak SD Negeri Mejing 2 juga bertanya kepada UPT Tingkat Kecamatan namun belum ada tindak lanjut.
“Tapi karena belum ditindak lanjuti dan belum ada perintah langsung kepada kami, kami belum bertindak,” katanya.
Kepala SD Negeri Mejing 2 berharap, sekolah diberikan lokasi atau tempat yang baru serta dibuatkan bangunan sekolah yang baru agar murid-murid nyaman saat belajar.
“Sekarang siswanya 136 orang dari kelas I-VI. ini termasuk SD yang siswanya banyak di Kecamatan Candimulyo,” jelas Zumrotul Fitriyah.
“Kalau harapan saya, untuk status sekolah ini, karena sekolah yang gemuk dan banyak muridnya, kalau bisa ya tidak dihapus, tetep minta dibangunkan lagi,” tutur Zumrotul Fitriyah.
“Kalau memang di sini itu akan bising, ya kami minta mohon dipindahkan ke tempat yg layak untuk belajar,” ujar Zumrotul Fitriyah.
Baca juga: KISAH Patok Tol Yogyakarta-Bawen di SDN Mejing 2 Kabupaten Magelang
Baca juga: SDN Mejing 2 Magelang Terdampak Tol Yogya-Bawen, Pihak Sekolah Tunggu Kejelasan Status Sekolah
Proyek Tol Yogyakarta-Solo makan “korban” sebanyak 8 instansi sekolah

Diwartakan Tribunjogja.com, Minggu (21/3/2022), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja (Satker) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pelaksana Jalan Bebas Hambatan (PJBH) trase Yogyakarta-Solo, Totok Wijayanto memaparkan tentang sekolah yang jadi “korban” proyek tol.
Khusus untuk proyek tol Yogyakarta-Solo, kata Totok, akan ada sedikitnya 8 instansi sekolah yang terdampak.
Totok memang enggan merinci instansi sekolah mana saja yang telah terdampak pembangunan tol.
Namun, ia mengatakan, di Kelurahan Tamanmartani, Kelurahan Condongcatur dan Kelurahan Tlogodadi, masing-masing ada satu sekolah terdampak.
Kemudian, di Kelurahan Caturtunggal ada tiga sekolah terdampak. Lebih lanjut, di Kelurahan Sinduadi ada dua sekolah yang terdampak.
“Semuanya akan dibayar, baik itu bangunan, maupun lahan. Prinsipnya ya sama seperti pembebasan lahan yang lainnya,” kata Totok. (Tribunjogja.com/ANR)