Berita Kabupaten Magelang Hari Ini
SDN Mejing 2 Magelang Terdampak Tol Yogya-Bawen, Pihak Sekolah Tunggu Kejelasan Status Sekolah
SDN Mejing 2, Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang merupakan salah satu sekolah yang terdampak pembangunan Tol Yogya-Bawen.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - SDN Mejing 2, Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang merupakan salah satu sekolah yang terdampak pembangunan Tol Yogya-Bawen.
Satu patok merah pun sudah terpasang di depan ruang kelas yang digunakan para murid untuk belajar.
Sedangkan, dua patok berwarna merah lain terpasang di luar sekolah.
Kepala SDN Mejing 2 Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Zumrotul Fitriyah mengatakan, pihak sekolah tidak diberitahukan saat dilakukan pemasangan patok.
Baca juga: Bupati Bantul Mempresentasikan Potensi Industri Kreatif di ICCN 2022
"Untuk pemasangan patoknya yang pertama itu tidak, kulo nuwun. Datang-datang masuk ke gerbang, masang patok selesai, itu kata penjaganya. Saat itu saya tidak ada di tempat, pemasangan mungkin sudah sekitar 5 bulanan," ucapnya saat ditemui di kantornya pada Kamis (29/09/2022).
Ia menambahkan, melihat lokasi pemasangan patok diperkirakan ruang yang terdampak yaitu ruang praktik teknologi informasi dan komunikasi (TIK), ruang kelas I, dan ruang kelas II. Serta, musala dan perpustakaan.
"Itu yang kena ruang TIK, kelas 1, kelas 2, yang sebelah sini itu musholla dan perpustakaan. Itu musala dibangun berapa tahun yg lalu sedangkan sekarang siswanya 136 orang dari kelas I-VI. ini termasuk SD yang siswanya banyak di Kecamatan Candimulyo," terangnya.
Meskipun pemasangan patok sudah berjalan hampir setengah tahun, ia mengatakan, kejelasan nasib sekolah yang diampuhnya belum pasti.
Pihaknya tidak pernah secara resmi mendapatkan sosialiasi terkait status sekolahnya itu.
"Kami sempat bertemu dengan bapak Camat, tanya patok begitu gimana dijawab akan relokasi masak tempat umum untuk belajar anak akan bising. Kemudian, beberapa guru bertanya ke Balai Desa dijawab sekolah akan dihadapkan ke timur, di timur itu ada sawah katanya mau dibeli balai desa. Itu, penjelasan salah satu pegawai balai desa, itu semuanya tidak resmi (hanya omongan)," terangnya.
Tak berhenti di situ, pihaknya juga bertanya kepada UPT Tingkat Kecamatan namun belum ada tindaklanjut. Sehingga, sekolah pun tidak bisa berbuat banyak.
"Tapi karena belum ditindak lanjuti dan belum ada perintah langsung kepada kami, kami belum bertindak,"ujarnya.
Ia menuturkan, sebenarnya dinas pegawai aset sudah pernah melakukan pengecekan bangunan di sekolahnya.
Pemasangan patok pun sudah dilaporkan namun belum ada kejelasan juga.