Sayangi Diri Sendiri, Yuk Kenali Ciri-ciri Depresi yang Terlihat dalam Aktivitas Sehari-hari
Depresi juga dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik, sehingga aktivitas sehari-hari jadi terganggu.
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Sayangi diri sendiri ya, Tribunners. Menyayangi diri sendiri tidak berarti hanya melihat kesehatan fisik saja, tapi juga mental.
Perlu diingat, kesehatan jiwa setara dengan kesehatan fisik, tidak lebih apalagi kurang.
Sebuah pepatah lama mengatakan ‘di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat’ dan itu masih relevan hingga kini.
Apabila Anda sudah mengalami kelelahan mental, tidak salah untuk istirahat sebentar.
Ambil cuti, rasakan pengalaman baru, bertemu dengan orang-orang menyenangkan, bisa membuat pikiran Anda lebih segar.
Anda juga perlu tahu, bagaimana ciri-ciri depresi, salah satu masalah kesehatan mental serius yang membuat perasaan seseorang jadi negatif.
Menurut American Psychiatric Association (APA), depresi dapat menyebabkan pengidapnya merasa sedih dan kehilangan minat pada banyak hal.
Depresi juga dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik, sehingga aktivitas sehari-hari jadi terganggu.
Baca juga: BUAH BIBIR : Pedulikan Mental Health, Faza Maulida Kejar Cita-cita Jadi Psikolog
Gangguan kesehatan mental ini dapat menimpa siapa saja. Bahkan, pada orang yang hidup dalam kondisi serba ideal.
Beberapa penyebab depresi di antaranya:
- Biokimia atau masalah kimia di otak
- Genetika atau faktor keturunan dalam keluarga
- Faktor lingkungan karena seseorang terus menerus terpapar kekerasan, pelecehan, kemiskinan, atau stres tinggi.
Gejala depresi bisa bervariasi, mulai dari tingkat ringan sampai berat tergantung derajat kondisi pengidap.
Melansir berbagai sumber, berikut kebiasaan sehari-hari yang bisa jadi ciri-ciri depresi:
1. Enggan keluar rumah
Beberapa pengidap depresi bisa malas keluar rumah selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan.
Ada banyak alasan kenapa penderita depresi enggan keluar rumah.
Bisa jadi alasannya karena membenci diri sendiri.
Maka, timbul pemikiran setiap orang yang ditemui di luar juga bakal tidak suka pada pengidap depresi.
2. Merasa bersalah setiap saat
Rasa bersalah adalah perasaan yang normal, terutama saat seseorang melakukan suatu kesalahan.
Namun, saat depresi, pengidapnya bisa merasa bersalah pada segala sesuatu.
Rasa bersalah tersebut bahkan bisa muncul atas kesalahan yang di luar kuasa seseorang.
Misalkan bencana alam.
Penderita depresi bisa merasa bersalah karena tidak dapat berbuat banyak pada korban bencana alam.
Rasa penyesalan itu akhirnya membuat pengidap depresi merasa diri mereka tidak berharga.
3. Malas menjaga kebersihan diri
Setiap orang sehat biasanya merawat diri sendiri dengan menjaga kebersihan.
Beberapa di antaranya lewat mandi, gosok gigi, mencuci rambut, ganti pakaian, bercukur, dan perawatan tubuh lainnya.
Namun, saat depresi datang, penderitanya bisa enggan atau malas mandi dan bersih-bersih diri sampai berminggu-minggu.
Membersihkan diri bisa menjadi kegiatan menguras tenaga bagi penderita depresi, karena mereka merasa tak punya energi.
Ada juga penderita depresi yang merasa dirinya tak berharga, sehingga tidak layak untuk bersih.
Sama seperti mandi dan bersih-bersih diri, pengidap depresi biasanya juga emoh membersihkan tempat tinggal.
Beberapa penderita depresi merasa tak layak hidup di lingkungan yang bersih.
Sikap apatis pada lingkungan sekitar dan tempat tinggal itu juga dapat menyamarkan aroma tak sedap.
Ada juga pengidap depresi yang emoh bersih-bersih saat ini karena akan mengerjakannya nanti setelah depresi berlalu.
Baca juga: DOA untuk Mencegah Stres dan Depresi serta Cara Menghindarinya
4. Susah bangun dari tempat tidur
Orang sehat biasanya membutuhkan tidur selama delapan jam setiap hari.
Namun, bagi penderita depresi, delapan jam tidak cukup. Mereka butuh tidur sepanjang hari.
Seringkali saat pengidap depresi bangun tidur, mereka merasa istirahatnya belum cukup.
Mereka merasa tidak punya energi dan terus mengantuk.
5. Yakin banyak orang benci
Dalam hidup, terkadang ada orang yang suka dan benci pada diri kita.
Pola pikir tersebut tidak berlaku bagi penderita depresi. Mereka merasa membenci diri sendiri dan orang lain tidak ada yang menyukai mereka.
Persepsi kebencian pada diri sendiri dan dari orang sekitar ini membuat orang depresi tertekan.
Artikel ini hanya merupakan informasi semata. Namun, Tribunners tetap tidak dianjurkan untuk mendiagnosa diri sendiri dan lebih baik untuk meminta bantuan profesional.
Apabila Anda saat ini mengalami depresi atau keinginan bunuh diri, jangan putus asa. Depresi dan gangguan kejiwaan dapat pulih dengan bantuan profesional kesehatan mental. Temukan informasi mengenai bagaimana menjaga kesehatan mental dan menghubungi layanan profesional di laman Pencegahan Bunuh Diri Into The Light Indonesia di www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri.
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )