Kerusuhan Arema FC vs Persebaya

Sambut Baik Rekonsiliasi Suporter DIY-Jateng, Presiden Pasoepati: Kita Bangun Rivalitas yang Positif

Kegiatan yang baik ini menjadi momentum tepat bagi suporter untuk menurunkan ego dan memberi warisan perdamaian

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Persis Solo
Pendukung Persis Solo 

Melalui akun Twitternya, Kaesang mengajak PSIM dan Persis untuk segera berdamai.

Putra Presiden Jokowi tersebut juga menyebut tak lama lagi akan mempersunting gadis dari DIY, yang bakal terlaksana pada Desember mendatang.

Hal tersebut direspon baik CEO PSIM Yogyakarta, Bima Sinung Widagdo yang mengaku siap berkomunikasi dengan seluruh elemen suporter dan mengusahakan kelancaran rekonsiliasi.

Menurut Bima, pesan damai dari Persis dan PSS menjadi momentum untuk membangun persaudaraan dalam sepakbola khususnya di DIY dan Solo.

"Ini menarik sekali, saya rasa ini akan menjadi momentum bagus untuk klub dan suporter klub dengan rivalitas panas untuk melakukan konsolidasi. Di kemudian hari bisa tercipta rivalitas sehat, atraktif dan jauh dari rivalitas yang bersifat destruktif," ungkap Bima.

"Tentu kita tetap ingat tragedi di Kanjuruhan dan memberikan waktu semua pihak melakukan evaluasi menyeluruh agar bisa menerapkan langkah preventif agar kejadian serupa tidak terulang lagi," tambahnya.

Sejarah Panjang Rivalitas

Berkaca ke belakang, rivalitas panas antara Persis Solo dan PSIM Yogyakarta memang sudah berlangsung cukup lama dalam balutan laga bertajuk Derby Mataram.

Rivalitas dua klub di tanah Mataram sudah terjadi begitu panjang penuh dengan gengsi dan friksi tiap laga.

Saking kentalnya rivalitas PSIM dan Persis Solo, stadion manapun yang jadi venue pertandingan selalu dipenuhi lautan manusia.

Kalaupun pertandingan sempat digelar dalam kondisi sepi,  itu artinya ada larangan laga dihadiri oleh penonton ataupun suporter, seperti yang terjadi di Liga 2 2021.

Atau bisa juga sepi dukungan terjadi,  salah satunya seperti kasus komunitas suporter di kota tersebut memutuskan untuk memboikot dukungannya kepada klub di kotanya karena suatu alasan tertentu.

Seperti yang dilakukan Pasoepati kepada klub Persis Solo versi PT Liga Indonesia di musim 2011/2012.

Sedangkan perseteruan pendukung PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman sejatinya tak memiliki sejarah yang panjang.

Sebab, PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman berada dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram, wilayah yang sangat menjunjung tinggi keharmonisan dan toleransi.

Akan tetapi, karena berada dalam wilayah yang sama, laga yang mempertemukan PSIM dan PSS kerap berlangsung sengit dengan balutan tajuk Derby DIY.

( tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved