Kerusuhan Arema FC vs Persebaya

Sambut Baik Rekonsiliasi Suporter DIY-Jateng, Presiden Pasoepati: Kita Bangun Rivalitas yang Positif

Kegiatan yang baik ini menjadi momentum tepat bagi suporter untuk menurunkan ego dan memberi warisan perdamaian

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Persis Solo
Pendukung Persis Solo 

TRIBUNJOGJA.COM - Wadah suporter PSIM Yogyakarta yakni Brajamusti serta The Maident bakal menggelar salat gaib serta doa bersama bagi para korban tewas tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, di Parkir Barat Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Selasa (4/10/2022) mulai pukul 18.30 WIB.

Kegiatan ini rencananya akan diawali salat Isya berjamaah, dilanjutkan salat gaib, tausiyah Ustadz Salim A Fillah, doa bersama, sambutan dari Brajamusti, The Maident serta Kapolresta Yogyakarta, penyalaan lilin serta diakhiri melantunkan bersama lagu Indonesia Pusaka.

Rencananya, kelompok suporter dari klub asal DIY- Jawa Tengah bakal turut hadir, termasuk pendukung dari Persis Solo yang selama ini dikenal menjadi rival dari pendukung Laskar Mataram.

"Nanti malam kita akan mengadakan salat gaib dan doa bersama untuk mendoakan saudara-saudara kita di Malang. DPP Brajamusti dan The Maident bekerja sama untuk menyelenggarakan kegiatan ini, sekalipun ini jadi momen rekonsiliasi suporter DIY- Jateng," ujar Presiden Brajamusti, Muslich Burhanuddin, Selasa (4/10/2022).

Lebih lanjut pria yang akrab disapa Thole ini berharap, kegiatan yang baik ini menjadi momentum tepat bagi suporter untuk menurunkan ego dan memberi warisan perdamaian untuk generasi berikutnya.

"Mewarisi perdamaian untuk generasi berikutnya adalah hal baik yang harus diupayakan saat ini. Serta memutus rantai rivalitas (destruktif) bisa dimulai dari diri kita sendiri mulai saat ini agar generasi setelah kita bisa menikmati sepakbola penuh suka cita," harapnya.

Terpisah, presiden Pasoepati, Maryadi 'Gondrong' menyambut positif undangan dari wadah suporter PSIM Yogyakarta, Brajamusti dan The Maident.

"Intinya kami berucap syukur matur nuwun atas undangannya. Undangannya yang tidak sangka-sangka datang, tentunya ini suatu upaya nanti ke depan hal yang sangat baik," ujar Maryadi.

Rencananya, 500-an suporter Persis Solo akan berkumpul sore ini, Selasa (4/10/2022) pukul 16.00 WIB di Stadion Manahan Solo, sebelum bertolak ke Stadion Mandala Krida menghadiri undangan salat gaib dan doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan.

"Tanpa sedikitpun mengesampingkan tragedi di Stadion Kanjuruhan, ini menjadi hal positif ke depan. Rivalitas yang cukup lama antara Solo dan Jogja, ini akan kita bangun kembali untuk hal-hal yang positif," kata Maryadi Gondrong.

Maryadi menyebut rivalitas seharusnya hanya terjadi di 90 menit atau dalam pertandingan saja.

"Harapan kita seperti itu, agar tidak ada korban-korban yang berjatuhan. Kita bikin bahwa suporter ini jangan identik dengan brutalitas tapi identik dengan kreativitas," ucapnya.

Maryadi pun mengonfirmasi bahwa pihaknya akan turut hadir dalam upaya rekonsiliasi suporter DIY- Jateng tersebut.

Ia berharap, niat baik pertemuan suporter Persis Solo dan PSIM Jogja dapat berlanjut ke depan.

"Terpenting kisah ini nantinya tidak hanya sebatas pertemuan ini saja. Kami harap pengurus dari DPP juga dapat mensosialisasikan hingga ke akar rumput," kata Maryadi.

Tak Sebatas Narasi di Media Sosial

Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi setelah laga Liga 1 antara tuan rumah Arema FC dan tim tamu Persebaya Surabaya rampung digelar pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB, menelan banyak korban jiwa

Berdasarkan rilis resmi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang yang diverifikasi pihak Polri hingga Minggu (2/10/2022) malam, korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan mencapai 125 orang.

Banyaknya korban jiwa dalam tragedi Stadion Kanjuruhan mengundang keprihatinan. Dunia pun ikut berbelasungkawa.

Banyak pihak yang mendorong agar rivalitas di pentas sepak bola yang dinilai sudah terlampau batas, segera diakhiri.

Tak terkecuali rivalitas panas yang melibatkan tiga klub dengan basis suporter yang besar asal DIY- Jawa Tengah, yakni PSIM Jogja, PSS Sleman serta Persis Solo.

Tak heran, muncul narasi di sosial media untuk menyuarakan penghentian rivalitas berkonotasi buruk antar suporter.

Cukup banyak stakeholder suporter di DIY maupun dari Solo bersama akar rumput berikrar untuk menyudahi rivalitas dari diri sendiri, bahkan Kaesang Pangarep, Direktur Utama Persis Solo juga menyuarakan semangat yang sama, yakni agar Mataram tidak lagi red atau blue namun Mataram yang cinta damai alias Mataram is Love.

Tak sebatas narasi di media sosial, gerakan untuk mengakhiri rivalitas yang terlampau batas juga diwujudkan oleh suporter PSIM, PSS dan Persis Solo yang menunjukkan bahwa mereka dapat bergandengan, tanpa terjadi gesekan ketika bertemu di area perbatasan DIY-Jateng tepatnya di kawasan Prambanan.

Suporter PSIM Yogyakarta, PSS Sleman dan Persis Solo membuktikan dapat damai berdampingan, mengenakan atribut klub kebanggaannya masing-masing saat menghadiri doa bersama untuk tragedi Kanjuruhan di Monumen Juang 45, Kelurahan Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Senin (3/10/2022) malam.

Sementara di Kota Yogya, tepatnya di Jalan Kolonel Sugiyono, Keparakan, Mergangsan, seruan perdamaian diwujudkan oleh para suporter dengan membuat sebuah mural bertuliskan "Mataram Is Love".

Di samping tulisan tersebut, tergambar tiga buah simbol hati dengan warna biru, merah dan hijau yang melambangkan berdamainya tiga basis suporter dari PSIM, Persis dan PSS.

Mural berisi pesan perdamaian antar suporter juga terpajang di tembok jembatan Kleringan Kewek, Tegal Panggung, Kota Jogja.

Mural bergambar simbol hati berwarna biru, merah dan hijau di sisi kanannya tertera tulisan Jogja, Solo dan Sleman.

Sebelumnya, Direktur Utama Persis Solo, Kaesang Pangarep bahkan bercuit secara langsung mengajak PSIM untuk membuat langkah kecil, berdamai menyudahi rivalitas destruktif selama ini.

Melalui akun Twitternya, Kaesang mengajak PSIM dan Persis untuk segera berdamai.

Putra Presiden Jokowi tersebut juga menyebut tak lama lagi akan mempersunting gadis dari DIY, yang bakal terlaksana pada Desember mendatang.

Hal tersebut direspon baik CEO PSIM Yogyakarta, Bima Sinung Widagdo yang mengaku siap berkomunikasi dengan seluruh elemen suporter dan mengusahakan kelancaran rekonsiliasi.

Menurut Bima, pesan damai dari Persis dan PSS menjadi momentum untuk membangun persaudaraan dalam sepakbola khususnya di DIY dan Solo.

"Ini menarik sekali, saya rasa ini akan menjadi momentum bagus untuk klub dan suporter klub dengan rivalitas panas untuk melakukan konsolidasi. Di kemudian hari bisa tercipta rivalitas sehat, atraktif dan jauh dari rivalitas yang bersifat destruktif," ungkap Bima.

"Tentu kita tetap ingat tragedi di Kanjuruhan dan memberikan waktu semua pihak melakukan evaluasi menyeluruh agar bisa menerapkan langkah preventif agar kejadian serupa tidak terulang lagi," tambahnya.

Sejarah Panjang Rivalitas

Berkaca ke belakang, rivalitas panas antara Persis Solo dan PSIM Yogyakarta memang sudah berlangsung cukup lama dalam balutan laga bertajuk Derby Mataram.

Rivalitas dua klub di tanah Mataram sudah terjadi begitu panjang penuh dengan gengsi dan friksi tiap laga.

Saking kentalnya rivalitas PSIM dan Persis Solo, stadion manapun yang jadi venue pertandingan selalu dipenuhi lautan manusia.

Kalaupun pertandingan sempat digelar dalam kondisi sepi,  itu artinya ada larangan laga dihadiri oleh penonton ataupun suporter, seperti yang terjadi di Liga 2 2021.

Atau bisa juga sepi dukungan terjadi,  salah satunya seperti kasus komunitas suporter di kota tersebut memutuskan untuk memboikot dukungannya kepada klub di kotanya karena suatu alasan tertentu.

Seperti yang dilakukan Pasoepati kepada klub Persis Solo versi PT Liga Indonesia di musim 2011/2012.

Sedangkan perseteruan pendukung PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman sejatinya tak memiliki sejarah yang panjang.

Sebab, PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman berada dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram, wilayah yang sangat menjunjung tinggi keharmonisan dan toleransi.

Akan tetapi, karena berada dalam wilayah yang sama, laga yang mempertemukan PSIM dan PSS kerap berlangsung sengit dengan balutan tajuk Derby DIY.

( tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved