Kerusuhan Arema FC vs Persebaya

Sambut Baik Rekonsiliasi Suporter DIY-Jateng, Presiden Pasoepati: Kita Bangun Rivalitas yang Positif

Kegiatan yang baik ini menjadi momentum tepat bagi suporter untuk menurunkan ego dan memberi warisan perdamaian

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Persis Solo
Pendukung Persis Solo 

Tak Sebatas Narasi di Media Sosial

Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi setelah laga Liga 1 antara tuan rumah Arema FC dan tim tamu Persebaya Surabaya rampung digelar pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB, menelan banyak korban jiwa

Berdasarkan rilis resmi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang yang diverifikasi pihak Polri hingga Minggu (2/10/2022) malam, korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan mencapai 125 orang.

Banyaknya korban jiwa dalam tragedi Stadion Kanjuruhan mengundang keprihatinan. Dunia pun ikut berbelasungkawa.

Banyak pihak yang mendorong agar rivalitas di pentas sepak bola yang dinilai sudah terlampau batas, segera diakhiri.

Tak terkecuali rivalitas panas yang melibatkan tiga klub dengan basis suporter yang besar asal DIY- Jawa Tengah, yakni PSIM Jogja, PSS Sleman serta Persis Solo.

Tak heran, muncul narasi di sosial media untuk menyuarakan penghentian rivalitas berkonotasi buruk antar suporter.

Cukup banyak stakeholder suporter di DIY maupun dari Solo bersama akar rumput berikrar untuk menyudahi rivalitas dari diri sendiri, bahkan Kaesang Pangarep, Direktur Utama Persis Solo juga menyuarakan semangat yang sama, yakni agar Mataram tidak lagi red atau blue namun Mataram yang cinta damai alias Mataram is Love.

Tak sebatas narasi di media sosial, gerakan untuk mengakhiri rivalitas yang terlampau batas juga diwujudkan oleh suporter PSIM, PSS dan Persis Solo yang menunjukkan bahwa mereka dapat bergandengan, tanpa terjadi gesekan ketika bertemu di area perbatasan DIY-Jateng tepatnya di kawasan Prambanan.

Suporter PSIM Yogyakarta, PSS Sleman dan Persis Solo membuktikan dapat damai berdampingan, mengenakan atribut klub kebanggaannya masing-masing saat menghadiri doa bersama untuk tragedi Kanjuruhan di Monumen Juang 45, Kelurahan Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Senin (3/10/2022) malam.

Sementara di Kota Yogya, tepatnya di Jalan Kolonel Sugiyono, Keparakan, Mergangsan, seruan perdamaian diwujudkan oleh para suporter dengan membuat sebuah mural bertuliskan "Mataram Is Love".

Di samping tulisan tersebut, tergambar tiga buah simbol hati dengan warna biru, merah dan hijau yang melambangkan berdamainya tiga basis suporter dari PSIM, Persis dan PSS.

Mural berisi pesan perdamaian antar suporter juga terpajang di tembok jembatan Kleringan Kewek, Tegal Panggung, Kota Jogja.

Mural bergambar simbol hati berwarna biru, merah dan hijau di sisi kanannya tertera tulisan Jogja, Solo dan Sleman.

Sebelumnya, Direktur Utama Persis Solo, Kaesang Pangarep bahkan bercuit secara langsung mengajak PSIM untuk membuat langkah kecil, berdamai menyudahi rivalitas destruktif selama ini.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved