Berita Kulon Progo

Pengelola Desa Wisata Sermo Gandeng ITNY Kembangkan Experiential Tourism dan Ecotourism Kalitaji

Oleh karena itu Pengelola Desa Wisata sermo merintis kerjasama dengan ITNY, dalam kajian pengembangan Kalitaji sebagai daya tarik wisata

Editor: Hari Susmayanti
zoom-inlihat foto Pengelola Desa Wisata Sermo Gandeng ITNY Kembangkan Experiential Tourism dan Ecotourism Kalitaji
Istimewa
Pengelola Desa Wisata Sermo berdiskusi pengembangan wisata dengan perwakilan ITNY

Kawasan Kalitaji memiliki akses yang mudah dari jalan lingkar Waduk Sermo, kondisi perkerasan jalan bervariasi, dengan tanjakan dan turunan yang menjadi karakteristik kawasan perbukitan, dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Jarak tempuh dari Kota Wates dan Bandara YIA sekitar 15 – 20 menit, tidak terlalu jauh untuk perjalanan wisata, dengan pemandangan alam yang indah sepanjang perjalanan menuju lokasi. 

Potensi landscape Kalitaji menjadi daya tarik tersendiri, dengan adanya Taman Wisata dan Camping Ground yang saat ini sudah tersedia.

Pengelola Taman Wisata dan Camping Ground, Udin, menyampaikan bahwa taman wisata pernah banyak dikunjungi oleh wisatawan, sekadar untuk rekreasi atau camping di tempat tersebut sebelum pandemi.

Kondisi 2 tahun terakhir berubah, tidak ada lagi kunjungan ke taman wisata Lembah Kalitaji karena pandemi, sehingga tidak ada pemasukan untuk perawatan fasilitas.

Atraksi rumah pohon yang tersedia dan diminati masyarakat memerlukan pembenahan dan perawatan agar dapat berfungsi Kembali.

Keunikan landscape Lembah Kalitaji sangat potensial untuk pengembangan experiential tourism yang memberikan pengalaman bagi wisatawan mengenai keunikan alam dan pengetahuan sebagai salah satu wujud dari penggalian ekosistem budaya (cultural ecosystem) berupa ecotourism.

Pengelola Desa Wisata Sermo, Mujari, dan Kepala Padukuhan Soka, Danang, menyampaikan bahwa untuk memaksimalkan kegiatan wisata di Kalitaji diperlukan tempat parkir yang cukup, karena jalan akses menuju Kalitaji meskipun dapat dijangkau kendaraan tetapi cukup sempit, sehingga diperlukan lahan parkir untuk menampung kendaraan yang masuk, agar tidak parkir di pekarangan warga.

Ketersediaan tanah kas desa di Padukuhan Soka menjadi alternatif untuk pengembangan fasilitas umum sekaligus sebagai pusat kegiatan di destinasi wisata Kalitaji.

Sementara Rodliyanto, sebagai pamong desa sekaligus pelaku pariwisata menyatakan bahwa peningkatan kompetensi SDM sebagai pendukung pengembangan pariwisata sangat diperlukan, mengingat mereka yang akan mengawal keberlanjutan kegiatan wisata dalam jangka panjang.

Berdasarkan hasil FGD dan observasi lapangan, dirumuskan beberapa rencana kegiatan.

Rencana kegiatan pengembangan kawasan wisata dan pengembangan kapasitas masyarakat akan dibagi menjadi tiga tahapan, jangka pendek, jangka menengah, dan jangka Panjang.

Selanjutnya target pencapaian dari setiap tahapan akan disesuaikan dengan sumberdaya yang tersedia, internal maupun dukungan dari pihak eksternal.

Pengelola Desa Wisata Sermo berharap, kerjasama pengembangan potensi di Kalitaji dengan ITNY dapat berkelanjutan, multidisiplin, dan multisektor, karena kedepannya masih banyak hal yang harus dilakukan untuk menjaga keberlanjutan program.

Oleh karena itu, fokus penyusunan masterplan saat ini adalah pemetaan potensi dan permasalahan, serta perwujudan rencana jangka pendek dalam bentuk rancangan pada beberapa titik prioritas.

Warga masyarakat juga berharap peran mahasiswa kedepannya dengan kegiatan KKN atau bentuk pengabdian lainnya untuk membantu masyarakat dalam membangun kapasitas di desa. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved