Berita Sleman Hari Ini
SMP Negeri 1 Berbah Belum Punya Fasilitas Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus
Ombudsman Republik Indonesia (ORI) perwakilan DIY menilai bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) 1 Berbah di
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ombudsman Republik Indonesia (ORI) perwakilan DIY menilai bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) 1 Berbah di Kabupaten Sleman belum memiliki fasilitas bagi siswa penyandang disabilitas.
Hal itu, disampaikan lembaga pengawas publik setelah melakukan pemantauan langsung ke gedung sekolah berkaitan layanan bagi siswa berkebutuhan khusus, Senin (19/9/2022).
Baca juga: Pasca Kenaikan Harga BBM, Jumlah Konsumsi Pertalite di DIY Turun 14 Persen
Kedatangan ORI DIY berdasar laporan masyarakat yang peduli dengan aksesibilitas bagi siswa penyandang disabilitas.
Di mana SMP Negeri 1 Berbah ini, saat penerimaan peserta didik tahun ini, memiliki dua siswa dengan kebutuhan khusus.
"Berdasar apa yang kami lihat, Sekolah belum memiliki fasilitas untuk mereka yang berkebutuhan khusus," kata Asisten ORI perwakilan DIY, M. Rifki setelah kunjungan ke sekolah.
Rifki mengungkapkan, dua siswa tersebut menjadi siswa berkebutuhan khusus pertama yang dimiliki SMP N 1 Berbah.
Sebelumnya belum pernah sehingga dinilai menjadi pengalaman baru.
Namun, kata Rifki, hal itu seharusnya bukan menjadi alasan karena satuan pendidikan harus menjadi inklusif dengan mempersiapkan diri ketika proses penerimaan peserta didik baru.
"Ini saya kira yang perlu menjadi perhatian, baik sekolah maupun dari dinas," katanya.
Menurut dia, dua siswa berkebutuhan khusus di SMPN 1 Berbah ini memiliki kondisi berbeda.
Satu siswa kondisinya berkebutuhan khusus tapi masih bisa bergeser tempat sendiri meskipun sedikit kesulitan.
Tetapi, satu siswa lain kondisinya lumpuh. Ketika datang ke sekolah di gendong sama orangtua, lalu didudukkan di kelas dan dijemput saat jam pelajaran telah selesai.
Begitu juga ketika hendak ke belakang atau membutuhkan sesuatu, siswa tersebut masih mengandalkan orangtua.
Beruntung, perjalanan rumah orangtua ke sekolah hanya perjalanan lima menit.
"Fasilitas untuk bergeser-geser ini yang belum tersedia. Di rumah (siswa) bisa pakai kursi roda tapi di sekolah tidak memungkinkan. Sekolah masih memakai tangga, bukan ramp (jalur miring yang memudahkan kursi roda)," kata Rifki.
Atas temuan ini, pihaknya mengaku belum bisa merekomendasikan apa-apa. Akan menjadi pelengkap informasi yang sebelumnya diterima.
Informasi itu akan dikumpulkan sebelum akhirnya disimpulkan.
Karus Sarpras SMPN 1 Berbah Joko Triyono membenarkan jika dua siswa penyandang disabilitas ini menjadi pengalaman pertama yang dimiliki SMPN 1 Berbah.
Pihaknya mengaku sudah melapor ke Dinas terkait dua siswa berkebutuhan khusus tersebut.
Adapun, soal sarana dan prasarana bagi penyandang disabilitas Ia membenarkan jika sekolah hingga kini memang belum memilikinya.
Namun, sepengetahuan dirinya sudah akan dianggarkan di tahun 2023 mendatang.
"Tahun depan, mudah-mudahan ada sehingga bisa meringankan orang tua dan anak sekolah," kata Joko.
Ia bercerita, ketika awal penerimaan peserta didik bagi siswa penyandang disabilitas dan pihak Sekolah sudah saling berkomunikasi.
Di mana dijelaskan, bahwa siswa disabilitas yang pertama masih bisa berjalan sehingga bisa beraktivitas mandiri.
Sedangkan siswa satunya lagi memang tidak bisa bergeser tempat. Sehingga lalu ditanya ketika nanti ke toilet bagaimana?. Diterangkan bahwa sang anak akan menelfon orangtua dan digendong orangtuanya.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 1 Berbah, Nooer Rohma Hidayati mengatakan, kedua siswa penyandang disabilitas di tempatkan dalam satu kelas agar saling menguatkan.
Selama ini, kedua anak tersebut terlihat senang berada di sekolah. Mereka diberikan hak pelajaran yang sama.
Baca juga: Kurangi Bau Sampah, TPA Piyungan Disemprot 30 Ribu Liter Cairan Eco Enzyme
Bahkan, pihak sekolah memberikan kesempatan yang sama bagi keduanya agar mau mengikuti kompetisi perlombaan agar bisa membangun kepercayaan dirinya.
Tetapi untuk aksesibilitas memang sekolah belum memiliki.
"Memang harus ada jalur khusus. Termasuk kursi roda dan sekolah belum punya. Kami coba anggarkan tahun depan sesuai prosedur. Kalau tidak prosedur, nanti kami salah," kata Noor.
Di samping itu, bangunan gedung SMPN 1 Berbah juga termasuk cagar budaya sehingga ketika akan mengubah bentuk bangunan pihaknya perlu mendapatkan izin dari Dinas Kebudayaan.(rif)