Berita Magelang Hari Ini
Petani di Desa Sukomulyo Magelang Raup Cuan Lebih dari Penerapan Inovasi Metode Tumpangsari
Petani yang tergabung dalam Gapoktan Ngudirahayu sukses melakukan budidaya aneka tanaman dalam satu lahan atau metode tumpangsari.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
"Kami nggak suruh orang nyangkul lagi, udah, tinggal tanam lagi. Itu saya minatnya kesitu, untuk tanam jahe. Jadi, tanam jahe, saya panen cabe. Yang sebelah sana tanem jahe panen alpukat. Yang sebelah sana, tanam jahe berbuah jeruk nipis," jelas Musthofa.
Selain menguntungkan dan efisien pola tanam tumpangsari tanaman yang dilakukan petani di Sukomulyo ini juga menjadi upaya konservasi lahan.
Adanya akar pohon alpukat memungkinkan menjaga stabilitas tanah tebing dari potensi longsor meski lahan terasiring berada di kemiringan terjal.
Sementara itu Kabid Tanaman Pangan dan Hortikulutra Distanpan Kabupaten Magelang, Ade Srikuncoro Kusumaningtyas, menuturkan Desa Sukomulyo sangat potensial untuk budidaya tanaman jahe emprit.
Potensi untuk jahe emprit seluas kurang lebih 2 hektar, dan setelah dipipil bisa mendapatkan sekitar hampir 25 ton per hektar.
Hal ini menandakan bahwa ada potensi kaitan dengan tanaman herbalis ini dapat memberikan potensi untuk wisata herbal di Kabupaten Magelang
"Kami harap kepada para investor ataupun para mitra untuk bisa melihat potensi yang ada di kabupaten Magelang, karena hasil dari komoditas panenan ini sangat baik bagi pertanaman herbal di Kabupaten Magelang," harapnya. (*)