Calon Panglima TNI
Analisis Pengamat Soal Peluang Laksamana Yudo Margono Berpeluang Besar jadi Panglima TNI
otensi KSAL Yudo Margono untuk menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa cukup besar
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Sejak menjadi Presiden mulai 2014 silam, Presiden Jokowi belum pernah mengisi jabatan Panglima TNI dari matra Angkatan Laut.
Saat ini posisi Panglima TNI diisi dari matra Angkatan Darat, yakni Jenderal Andika Perkasa.
Melihat hal itu, potensi KSAL Yudo Margono untuk menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang akan memasuki masa pensiun pada Desember mendatang, cukup besar.
Apalagi masa jabatan Presiden Jokowi hanya tersisa dua tahun lagi, tepatnya hingga Oktober 2024.
Hal itu disampaikan oleh pengamat pertahanan Anton Aliabbas.
Menurut Anton, potensi KSAL Yudo Margono menjadi Panglima TNI cukup kuat.
"Hanya KSAL yang belum mendapat giliran memegang posisi Panglima TNI sejak Jokowi menjabat pada 2014," kata Anton seperti yang dikutip dari Kompas.com, Selasa (13/9/2022).
Menurut Anton, rotasi kepemimpinan TNI dari tiga matra ini dilaksanakan sejak era reformasi didasari semangat kesetaraan antarmatra.
"Dengan demikian, jika semua matra mendapat giliran menjabat posisi Panglima TNI, tentu sedikit banyak akan menunjukkan rasa kesetaraan tersebut," ujar Anton.
Baca juga: Andika Perkasa dan Yudo Margono Semakin Kompak, Sinyal KSAL jadi Panglima TNI?
Selain faktor belum ada jenderal dari TNI AL yang ditunjuk oleh Presiden Jokowi selama era kepemimpinannya, faktor yang membuat peluang Laksamana Yudo Margono menjadi Panglima TNI cukup besar adalah visi soal Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Oleh karenanya, menurut dia, besar peluang bagi KSAL untuk menjadi Panglima TNI meneruskan tongkat komando Andika.
"Jadi memang ada alasan kuat untuk menunjuk KSAL sebagai Panglima TNI," kata Anton.
Anton melanjutkan, kemesraan Andika dengan Yudo Margono beberapa waktu belakangan seakan menjadi sinyal dukungan Panglima TNI untuk sosok KSAL itu.
Apalagi, kerekatan hubungan keduanya tampak ketika isu disharmoni antara Andika dengan KSAD Dudung Abdurachman belum reda.
"Memang tidak bisa dihindari ada kesan Andika mendukung Yudo sebagai penggantinya," ujarnya.
Namun demikian, Anton menekankan, penunjukan Panglima TNI sepenuhnya hak prerogatif presiden.
"Tetapi, ada baiknya Jokowi memperhatikan juga moril para prajurit terutama dari TNI AL," kata Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) itu. (*)