Berita Sleman Hari Ini

Imbas Kenaikan Harga BBM, Jip Wisata Lereng Merapi di Sleman Menaikkan Tarif Rp 50 Ribu Per Paket

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berdampak ke sektor wisata di Bumi Sembada. Meski dipastikan belum ada kenaikan retribusi wisata

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Ahmad Syarifudin
Jip wisata Lereng Merapi sedang bermanuver di Kalikuning, Kabupaten Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berdampak ke sektor wisata di Bumi Sembada.

Meski dipastikan belum ada kenaikan retribusi wisata, tetapi tarif sewa Jip wisata Lereng gunung Merapi di Kabupaten Sleman resmi mengalami kenaikan sebesar Rp 50 ribu per paket. 

"Kita menaikkan tarif Rp 50 ribu per paket," kata Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM), Dardiri, Sabtu (10/9/2022). 

Baca juga: M Naufal Yudha Faris Peraih Medali Emas Terbanyak Porda XVI DIY 2022 Cabor Renang Lintasan

Kenaikan harga BBM , menurut Dardiri berdampak signifikan di segala sektor.

Misalnya, kenaikan harga kebutuhan pokok rumah tangga. Kemudian harga onderdil jip.

Apalagi, AJWLM yang beranggotakan ratusan armada Jip lereng Merapi selama ini belum pernah menaikkan tarif sewa kepada wisatawan. 

"Untuk saat ini kita mencoba untuk menaikkan pelan-pelan, karena dari kita buka sampai saat ini kita belum pernah naik," kata Dardiri. 

Tarif sewa Jip naik Rp 50 ribu per paket terhitung mulai 5 September 2022.

Paket paling murah sebesar Rp 350 ribu, sedangkan yang paling mahal menjadi Rp 900 ribu .

Dardiri mengaku sudah berkomunikasi dengan biro-biro perjalanan, untuk menyesuaikan harga sewa tersbut. 

Jangan Naik Ekstrim 

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid memastikan, retribusi wisata yang dikelola Pemerintah belum ada perubahan harga seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Namun demikian, bagi pelaku wisata terutama destinasi yang dikelola masyarakat jika ingin menaikkan harga tiket, Ia mengimbau agar tidak dilakukan secara signifikan. 

"Kalau misalnya, itu ada penyesuaian (harga) kita harap tidak kemudian ekstrem karena bisa berdampak negatif. Boleh lah ada penyesuaian, karena pasar harus mengikuti seperti itu. Cuma saya berharap tidak ekstrim, sehingga berdampak negatif bagi pariwisata di Sleman," katanya. 

Baca juga: Pinjam Cristian Gonzales, PSIM Yogyakarta Lepas Serdy Ephyfano ke Karo United

Ishadi mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menghitung seberapa besar dampak kenaikan BBM terhadap kunjungan wisata di Bumi Sembada.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved