Konflik Iran AS

Sita Dua Drone Laut AS di Laut Merah, Iran Peringatkan Washington Patuhi Hukum

Iran menyita dua drone laut AS lalu menempatkan di lokasi yang tidak membahayakan jalur pelayaran internasional di Laut Merah.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
al Jazeera
Iran Revolutionary Guard Corps atau Korps Garda Repubik Iran ini satu di antara tulang punggung Angkatan Bersenjata Iran. Iran memperingatkan AS agar mematuhi hukum di jalur pelayaran Laut Merah. 

Teheran menekankan kehadiran pasukan trans-regional telah menjadi penyebab ketegangan di kawasan itu, tetapi mengatakan pasukan negara itu memantau dengan cermat seluruh wilayahnya.

Pejabat militer Iran menambahkan perdamaian dan keamanan di kawasan itu dapat dicapai melalui kerja sama di antara negara-negara kawasan dan tanpa kehadiran orang asing.

 

Kembali pada bulan Juli, Komandan Angkatan Laut IRGC Laksamana Muda Alireza Tangsiri menyatakan kesiapan penuh Iran untuk melawan setiap plot musuh melawan Teheran.

“Jika musuh mengambil tindakan bodoh untuk memicu hasutan atau melakukan tindakan agresi terhadap pendirian Islam, kami akan merespons secara menyakitkan,” kata Laksamana Tangsiri, komandan AL Iran.

Dia menambahkan pasukan angkatan laut IRGC, yang ditempatkan di pulau-pulau dan di sepanjang rute operasional pasukan elite, menjaga kesiapan tempur mereka pada tingkat tertinggi untuk dapat melakukan misi tersulit setiap saat.

Komandan senior Iran mencatat negara-negara tetangga di kawasan itu menikmati kemampuan untuk memastikan keamanan di kawasan penting Teluk Persia.

"Tidak perlu sama sekali kehadiran negara asing yang ingin berada di sini dengan alasan memberikan keamanan," katanya.

Wakil Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Mehdi Farahi menggarisbawahi kesiapan negaranya untuk mempertahankan diri terhadap kemungkinan serangan biologi dan kimia.

Ia mengatakan kementerian pertahanan telah melengkapi puluhan kota di seluruh Iran dengan sistem pertahanan sipil untuk memantau dan menggagalkan plot berbahaya. .

“Hari ini, bentuk pertempuran menjadi lebih rumit tergantung pada kekuatan negara, dan pada kenyataannya perang hibrida”, termasuk serangan radioaktif, biologis, dan siber telah menggantikan perang klasik dan tradisional, kata Brigjen Mehdi Farahi.

Dia menambahkan Kementerian Pertahanan Iran telah mengembangkan infrastruktur yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menggagalkan semua jenis ancaman biologis, radioaktif dan kimia.(Tribunjogja.com/FNA/xna)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved