Berita Sleman Hari Ini
Cerita Warga SDN 1 Banyurejo Sleman: Rasakan Getaran Mirip Gempa Akibat Proyek Tol Yogya-Bawen
"Kemarin saat masa penimbunan di belakang sekolah, getaran seperti lindu . Dan itu pasti menggangu (proses kegiatan belajar-mengajar). Belum debunya,
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
Pihaknya berharap Pemerintah maupun pihak tol mengerti, bahwa SDN 1 Banyurejo masih aktif.
Jangan sampai pembangunan proyek jalan tol mengorbankan kegiatan belajar mengajar siswa.
Karenanya, diharapkan segera ada relokasi dengan membangunkan gedung baru.
"Informasinya sekarang sudah ada tanah pengganti. Tapi masih proses pengajuan. Menunggu izin dari Sultan. (Jika di lokasi gedung baru) relatif aman (dari getaran dan debu). Saya yakin," kata dia.
Lurah Banyurejo, Saparjo menyampaikan, soal SDN 1 Banyurejo memang sudah ada usulan tanah pengganti untuk relokasi.
Yaitu menggunakan tanah pelungguh Kamituwa Banyurejo.
Sebagai Lurah, Ia sendiri mengizinkan jika tanah tersebut akan digunakan.
Tetapi, alih fungsi tanah pelungguh tentunya harus mendapat izin dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Izin tersebut diurus Dinas Pendidikan. Sementara pihak Kalurahan, kata dia, sifatnya hanya membantu.
Baca juga: Dampak Harga BBM Naik Terhadap Kemiskinan, Kemenkeu: Ada Bansos yang Turunkan Kemiskinan 0,3 Persen
"Secara izin saat ini belum ada proses. Belum ada yang ngajuin. Kalau menurut saya, yang harus mengajukan dari dinas pendidikan tho yang mau pakai sini. Kalau kami yang urus, kami agak memberatkan. Satu, yang lama saja belum diselesaikan kalau sekarang minta ditunjuk kan posisi adalah pelungguh dari Kamituwa. Luasannya lebih besar karena mau standar SNI kan. Kita tidak maslah dengan itu. Tapi ketika tidak dilakukan izin, tidak diurus, kita yang keberatan," kata dia
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryana saat dikonfirmasi menyampaikan, pihaknya hingga kini dalam posisi menunggu pemberitahuan dari pemrakarsa jalan tol.
Sebab, gedung SDN 1 Banyurejo itu adalah aset Pemerintah bukan perorangan, sehingga prosesnya memang cukup lama.
Sebelum ada pemberitahuan itu, Ia mengaku belum bisa berbuat banyak.
"Jika sudah ada pemberitahuan, bayar-bayaran, baru nanti dibangunkan sekolah. Setelah dibangun, ada tempat untuk sekolah. Maka bangunan lama di bongkar. Sebelum ada pemberitahuan dari sana, maka sementara tetep harus seperti itu," kata Ery.
Baca juga: Hp 2 Jutaan : Ini Dia Ada Hp Xiaomi Redmi Note 10, Pilihan Lain Ada Redmi Note 9 & Redmi Note 11 Pro
Disinggung soal izin Gubernur di lahan pengganti yang rencananya menggunakan tanah pelungguh, menurut dia bukan ranahnya Dinas Pendidikan yang mengurus.