Pemkot Yogya Siapkan Proteksi Dini untuk Antisipasi Cacar Monyet yang Kini Sudah Masuk Indonesia

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kasus pertama cacar monyet ditemukan di Indonesia, atau tepatnya di DKI Jakarta, Jumat (19/8/2022) lalu.

Fenomena tersebut langsung direspons Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, dengan melakukan proteksi.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sumadi, menandaskan, pihaknya telah mendapat informasi, mengenai temuan kasus cacar monyet perdana itu.

Baca juga: Liga Italia: Sejarah Pertemuan AS Roma vs Cremonese di Serie A

Alhasil, dirinya segera menjalin koordinasi dengan jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes).

"Ya, kemarin kita ada info, ada seorang yang terpapar kan di Indonesia. Kita coba, bagaimana memproteksinya, agar tidak terjadi penularan di Kota Yogya," ungkapnya, Senin (22/8/2-22).

Belajar dari pengalaman kala menghadapi beragam wabah penyakit yang telah muncul sebelumnya, Pemkot Yogyakarta menegaskan tidak akan menganggap remeh. Menurutnya, kesiapsiagaan itu, harus dilakukan sedini mungkin.

"Kami sudah instruksikan pada Dinas Kesehatan juga, supaya siap melaksanakan tracing di lapangan," cetusnya.

Oleh sebab itu, Sumadi pun mendorong warga masyarakat yang merasakan gejala mengarah cacar monyet agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Dengan begitu, andai benar terpapar, bisa tertangani secara cepat.

"Kami sangat berharap, apabila ada kejadian-kejadian, yang gejalanya seperti itu, segera melapor unit layanan kesehatan. Penyakit ini jangan sampai disepelekan," tegasnya.

Secara garis besar, gejala cacar monyet terbagi menjadi dua.

Yakni, periode masa invasi selama 0-5 hari dan masa erupsi 1-3 hari.

Untuk masa invasi meliputi, demam tinggi, sakit kepala, bengkak kelenjar getah bening dan lemas.

Lantas, di masa erupsi, akan muncul ruam-ruam pada kulit.

Baca juga: LIGA CHAMPIONS: Drawing Liga Champions, Jadwal dan Klub Peserta yang Bakal Ikut Undian

Khususnya, di area wajah, kaki, telapak tangan, alat kelamin, dan selaput lendir mata.