Kisah Inspiratif

Cerita Popi Patmawati yang Kini Sukses Buka Usaha Persewaan Pakaian Adat di Yogyakarta

Sulitnya mencari persewaan pakaian adat di Kota Yogyakarta membuat Popi Patmawati mencoba usaha persewaan pakaian adat.

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Christi Mahatma Wardhani
Pemilik persewaan pakaian adat Zam, Popi Patmawati (43) yang sudah 13 tahun menyewakan pakaian adat, Kamis (18/08/2022) 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sulitnya mencari persewaan pakaian adat di Kota Yogyakarta membuat Popi Patmawati mencoba usaha persewaan pakaian adat.

Sekitar 13 tahun lalu, Popi merintis usaha tersebut.

Awalnya ia hanya memiliki beberapa potong pakaian saja, itu pun hanya satu ukuran.

Baca juga: Dua Keluarga Peserta Program Transmigrasi Asal Kulon Progo Siap Berangkat ke Mahalona

"Jadi anak saya itu kan suka ikut fashion show, tapi kalau mau nyewa baju tu jauh-jauh, terus harganya juga lumayan. Setelah itu saya ikut gabung sama teman, ya sedikit-sedikit. Terus pakai uang pesangon suami untuk modal awal, Rp1,5 juta buat beli etalase, sama beli pakaian Jawa, ya ukurannya yang dipakai anak saya," katanya, Kamis (18/08/2022).

Lambat laun usahanya berkembang. Kini ia sudah memiliki ratusan pasang pakaian adat dari berbagai daerah.

Kliennya tidak lagi anaknya, mulai dari hotel, instansi pemerintah, sekolah, kampus, dan lain-lain.

Bahkan belum lama ini ia menyediakan pakaian adat yang digunakan dalam G20 yang diselenggarakan di DI Yogyakarta.

"Dari Hotel Royal Ambarrukmo kemarin katanya dipakai G20, awalnya pakaian adat Jawa, tetapi kemudian pakaian adat dari daerah lain," sambungnya.

Warga Klitren Lor, Gondokusuman tersebut mengaku pakaian adat yang ia miliki dipesan langsung dari daerah asal pakaian tersebut.

Menurut dia, ada kepuasan tersendiri ketika memiliki pakaian adat asli dari suatu daerah.

Saat ini ia sedang memburu pakaian adat Toraja, Batak, dan NTT.

Selain karena banyak permintaan, ia memang belum memiliki pakaian adat tersebut.

"Saya maunya yang asli dari sana. Mau nggak mau saya belajar soal pakaian adat di Indonesia, pertama biar tahu cara pakainya, kemudian mengerti maknanya, dan kekhasan dari adat daerah itu. Jadi kalau pakaian yang nggak asli, bisa tahu. Dan kalau ada yang tanya, saya juga bisa menjelaskan," terangnya.

Ia mematok harga mulai dari Rp 50ribu hingga Rp 150 ribu, tergantung pakaian adat yang diinginkan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved