Berita Kota Yogyakarta
Tekan Pembuangan ke TPA Piyungan, Pasar Giwangan Jadi Pusat Pengelolaan Sampah Organik
Problem persampahan di Kota Yogyakarta seakan jadi sengkarut panjang yang sukar terurai. Ratusan ton sampah yang dibuang menuju TPA Piyungan per harin
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Problem persampahan di Kota Yogyakarta seakan jadi sengkarut panjang yang sukar terurai.
Ratusan ton sampah yang dibuang menuju TPA Piyungan per harinya, menyimpan tanda bahaya.
Solusi pengolahan dan pengelolaan menjadi harga mati, agar darurat sampah tak terjadi.
Baca juga: DPRD DIY Dukung Masterplan Kawasan Ekonomi Khusus Jalur Selatan DI Yogyakarta
Namun, perlahan kesadaran akan bahaya tersebut membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tergerak.
Salah satu upaya yang ditempuh adalah, merealisasikan pengelolaan sampah di Pasar Giwangan.
Sebagai pusat keramaian, tingkat pembuangan sampah di sana jelas cenderung tinggi.
Saat ini, pemilahan sampah non organik, hingga pembuatan kompos dari sampah organik daun-daunan mulai ditempuh.
Sementara sebagian sampah sayur, atau buah busuk dari pedagang di Pasar Giwangan, diambil oleh beberapa warga sekitar, untuk dijadikan bahan baku pakan maggot.
"Jadi, sampah dipilah-pilah sama petugas kebersihan, seperti plastik, kardus, botol air mineral, semua kita pisahkan," ujar Lurah Pasar Giwangan, Jawadi, Rabu (10/8/2022) siang.
Pemilahan itu, diakuinya cukup mengurangi sampah yang terbuang ke TPA.
Jawadi pun menyampaikan, sampah selain kardus, plastik dan botol minuman kemasan, dimasukan ke dalam truk untuk dibuang ke pembuangan akhir.
Tetapi, belakangan, sampah-sampah organik juga mulai dimanfaatkannya.
Benar saja, Pasar Giwangan berupaya mengelola sampah organik menjadi pupuk kompos.
Upaya tersebut mendapat dukungan dari Dinas Perdagangan yang menyediakan mesin pencacah.
Operasional sempat vakum karena pandemi dan ada kendala kerusakan mesin, tapi kini telah diperbaiki.
"Memang pembuatan kompos tidak rutin karena tergantung ketersediaan bahan baku daun-daun hasil pemangkasan pohon atau tanaman di pasar se-Kota Yogya," ujarnya.
Baca juga: Semi Final Piala AFF U-16 2022 Timnas Indonesia vs Myanmar Malam Ini: Strategi Rotasi Bima Sakti
Sementara, Pengawas Kebersihan Pasar Giwangan, Sugeng menuturkan, volume sampah Pasar Giwangan yang dibuang setiap hari sebanyak 1 truk atau sekitar 4-5 ton.
Jumlah itu setelah dilakukan pemilahan sampah non organik. Sebelum pemilihan, volumenya bahkan dapat mencapai 6 ton.
Untuk pengolahan menjadi kompos, pihaknya mengolah sampah daun dari pemangkasan pohon-pohon di pasar se-Kota Yogyakarta.
Dalam sekali produksi, lanjutnya, ada sekitar 1 ton sampah daun.
Para petugas kebersihan punya kemampuan pengolahaan berkat pelatihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
"Butuh waktu satu bulan. Produksi satu bak kira-kira tiga sampai empat kubik. Penggunaan kompos dipakai sendiri untuk tanaman di pasar-pasar di kota," urainya. (aka)