Berita Kota Yogya Hari Ini

DPRD DIY Dukung Masterplan Kawasan Ekonomi Khusus Jalur Selatan DI Yogyakarta

Maka dari itu demi mengangkat potensi pergerakan ekonomi, Pemda DIY akan menyokong Masterplan Kawasan Ekonomi Khusus di Jalur Selatan DI Yogyakarta.

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
Tangkapan Layar
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY, Benny Suharsono (kanan) dan Anggota Komisi B DPRD DIY, R.B Dwi Wahyu (kiri). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Daerah Istimewa Yogyakarta bagian selatan saat ini memiliki potensi yang tidak terbantahkan.

Maka dari itu demi mengangkat potensi pergerakan ekonomi, Pemda DIY akan menyokong Masterplan Kawasan Ekonomi Khusus di Jalur Selatan DI Yogyakarta.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY, Benny Suharsono, menyampaikan, berdasarkan evaluasi perjalanan perencanaan pembangunan antara utara dan selatan DI ,Yogyakarta yang mana memiliki pembagian wilayah baik itu selatan terdiri atas Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul, wilayah utara terdiri atas di Kabupaten Sleman dan wilayah tengah terdiri atas Kota Yogyakarta, terdapat visi misi Gubernur DIY di dalamnya.

Baca juga: Motif Irjen Ferdy Sambo yang Diduga Perintahkan Bunuh Brigadir J Akan Diumumkan

"Pak Gubernur DIY telah menyampaikan visi misi, fokus salah satunya adalah pembangunan wilayah Selatan. Mengenai kawasan ekonomi khusus minimal ada enam pola pikir yang mendasar," paparnya, kepada Tribunjogja.com, di Studio Tribun Jogja, Rabu (10/8/2022) siang.

Pola pikir tersebut ialah pola pikir ruangan yang diperuntukkan dalam kawasan ekonomi, pola pikir pemanfaatan yang memberikan dampak khusus kepada masyarakat, dan pola pikir pemanfaatan berkaitan dengan sosial budaya.

Sebab, konsep pembangunan berdasarkan budaya yang ada.

Sementara itu, pola pikir lainnya berupa pola pikir pelaku yang melakukan bisnis tersebut serta pola pikir integrasi keruangan dengan perencanaan di wilayah sekitar.

Jalur selatan dengan panjang 116 kilometer, juga terdapat Jembatan Srandakan yang akan selesai dibangun pada 2022.

Hal itu turut menjadikan sentrum utama Pemda DIY menyosong Masterplan Kawasan Ekonomi Khusus Jalur Selatan DI Yogyakarta.

Lanjutnya, berdasarkan The Indian Ocean Rim Assosciation atau IORA, terdapat isu yang menyangkut Samudra Hindia di mana negera-negara yang memiliki pinggiran pantai di sepanjang Samudra tersebut secara global menjadi jalur lintas ekonomi pertama dunia.

"Sehingga kalau hal ini (Masterplan Kawasan Ekonomi Khusus Jalur Selatan DIY) tidak di buat desain dari sekarang, nantinya bisa terlarut. Padahal, selatan itu terdiri dari tiga wilayah administratif. Ada Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul," imbuhnya.

Dari tiga wilayah tersebut, tentu memiliki pontensi masing-masing yang dapat mendukung antara pemanfaatan daerah.

"Karena disebutkan kawasan ekonomi itu nanti ada muara peraturan ke atas. Seperti di Indonesia memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung," tambahnya.

Menganai bayangan atau masterplan yang akan berjalan, pihaknya telah mengkaji cara mengelola KEK dan mengkaji cara pemanfaatan KEK pada 2019.

"Jadi kami percaya proses pentahelix, konsepsi lokal pentahelix 5K itu harus terwujud. Pentahelix 5K, ada kampung, praja, kampus, komunitas, kemudian dunia usaha, dan sebagainya," sambungnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved