Motif Irjen Ferdy Sambo yang Diduga Perintahkan Bunuh Brigadir J Akan Diumumkan

Polri akan mengumumkan motif Irjen Ferdy Sambo yang diduga memberikan perintah pembunuhan terhadap Brigadir J

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
Kolase Tribunnews
Irjen Ferdy Sambo menjadi tersangka kasus dugaan pembunuhan Brigadir J. Polri masih mendalami motif 

TRIBUNJOGJA.COM - Motif Irjen Ferdy Sambo yang diduga memerintahkan Bharada E menembak Brigadir J hingga tewas akan diumumkan oleh Polri. Hal itu diungkapkan oleh Kadiv Humas) Polri Irjen Dedi Prasetyo.

Irjen Dedi Prasetyo menyatakan komitmen Polri untuk mengumumkan motif Irjen Ferdy Sambo yang diduga memberikan perintah pembunuhan terhadap Brigadir J ketika dikonfirmasi kompas.com.

"Kalau (pendalaman) sudah selesai, akan disampaikan," ujar Dedi, Tribun Jogja mengutip laporan hasil konfirmasi Kompas.com, Rabu (10/8/2022).

Irjen Dedi menekankan, Polri akan mengumumkan motif Irjen Ferdy Sambo. Mantan Kadiv Propam Polri itu diduga memerintahkan Richard Eliezer atau Bharada E untuk menembak Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J hingga tewas.

Pendalaman motif

Sementara ini, menurut Irjen Dedi, penyidik sedang mendalami motif Sambo. Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan kemungkinan motifnya sensitif.

Motif itu juga disebut Mahfud hanya boleh didengar oleh orang dewasa.

"Masih didalami semua oleh penyidik terkait hal tersebut," ucap Dedi.

Mahfud MD menyerahkan konstruksi hukum dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, ajudan eks Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo, kepada polisi dan kejaksaan.

Konstruksi hukum itu juga menyangkut soal motif pembunuhan Brigadir J yang sejauh ini belum diumumkan Polri.

"Yang penting sekarang telurnya sudah pecah dulu, itu yang kita apresiasi dari Polri. Soal motif, itu biar dikonstruksi hukumnya," ujar Mahfud dalam jumpa pers, Selasa (9/8/2022).

Mahfud secara spesifik menyebutkan bahwa motif dalam kasus pembunuhan Brigadir J "sensitif".

"Karena itu sensitif, mungkin hanya boleh didengar oleh orang-orang dewasa," ujar dia.

Mahfud mengakui bahwa pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir J sulit dan membutuhkan waktu karena adanya kelompok-kelompok di internal Polri.

Menurut dia, pengungkapan kasus yang dilakukan oleh tim khusus Polri tak ubahnya menangani orang hamil yang sulit melahirkan sehingga butuh tindakan operasi yang membutuhkan waktu dan kehati-hatian lebih.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved