Perang Rusia Ukraina

Jerman Gagalkan Usaha Dua Tentara Bundeswehr yang Ingin Serang Krimea

Dua tentara Jerman atau Bundeswehr ditangkap karena mencuri bahan peledak yang akan dipakai untuk menghancurkan jembatan Krimea.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
JACK GUEZ / AFP
FILE - Sistem serangan udara artileri Ukraina yang dikirim AS dan sekutu Eropanya digunakan di pertempruan melawan Rusia di wilayah Donbass. Ukraina mengancam menyerang wilayah Krimea yang kini bergabung ke Rusia. 

Hal ini ditegaskan Menteri Pertahanan Christine Lambrecht. Berlin tidak akan memasok kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) Fuchs ke Kiev karena Bundeswehrlebih membutuhkannya.

“Kami mendukung Ukraina dengan segala yang mungkin dan bertanggung jawab. Tetapi kami harus menjamin kemampuan pertahanan Jerman,” kata Lambrecht kepada kantor berita DPA.

Pernyataan Lambrecht  muncul sehari setelah sekelompok anggota parlemen mendesak Berlin mengirimkan 200 unit Fuchs APC ke Kiev sesegera mungkin.

Inisiatif ini dipelopori oleh aliansi oposisi CDU/CSU, yang berpendapat kendaraan era 1970-an itu akan segera dipindahkan ke cadangan militer.

Jerman telah menyediakan berbagai macam persenjataan kepada Ukraina sejak awal konflik yang sedang berlangsung antara Kiev dan Moskow yang pecah pada akhir Februari.

Namun, Berlin tertinggal jauh di belakang pemasok senjata utama, AS dan Inggris, dan telah menghadapi tuduhan “berlebihan dan kurang memenuhi” dalam hal pasokan militer ke Ukraina.

Kanselir Jerman Olaf Scholz, menegaskan negara itu telah melakukan segala yang bisa dilakukan untuk menopang Kiev dalam perjuangannya melawan Moskow.

“Jerman mengirim semua senjata yang kami miliki dalam stok kami di infrastruktur militer kami. Dan kami memutuskan juga untuk mengirimkan senjata baru dari industri kami, yang membutuhkan waktu lebih lama karena harus diproduksi,” katanya kepada CBS News awal pekan ini.

Berbicara di parlemen negara itu pada hari Rabu, Scholz juga menegaskan Jerman akan terus memasok Ukraina di bawah prinsip "pertukaran melingkar".

Ini skema di mana negara-negara Eropa Timur menyumbangkan inventaris militer era Soviet mereka ke Ukraina dan pada gilirannya menerima sistem yang lebih modern dari Jerman. .

Rusia telah berulang kali mendesak barat untuk tidak memberikan senjata kepada Kiev, Moskow memperingatkan hal itu hanya akan memperpanjang konflik dan menyebabkan konsekuensi jangka panjang.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan terus "memompa" Ukraina dengan senjata hanya akan mendorong Rusia untuk melakukan lebih banyak misi di lapangan.(Tribujogja.com/RussiaToday/xna)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved