Perang Rusia Ukraina
Jerman Gagalkan Usaha Dua Tentara Bundeswehr yang Ingin Serang Krimea
Dua tentara Jerman atau Bundeswehr ditangkap karena mencuri bahan peledak yang akan dipakai untuk menghancurkan jembatan Krimea.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Polisi telah memantau percakapan telepon para tersangka. Selama panggilan telepon, kedua pria tersebut membahas jenis dan jumlah bahan yang mereka perlukan.
Bahan peledak itu akan mereka gunakan untuk menghancurkan jembatan sepanjang 19 kilometer antara Krimea dan Semenanjung Taman.
Peledakan jembatan yang dibangun Rusia itu mereka lakukan sebagai cara untuk membantu Ukraina yang berperang melawan Rusia.
Tepat sebelum mereka ditangkap, para konspirator telah mencoba – tidak berhasil – untuk mencuri peralatan menyelam dari fasilitas angkatan laut Eckernfoerde dekat Kiel.
Polisi mengatakan mereka telah merencanakan untuk melakukan perjalanan ke Ukraina beberapa hari kemudian.
Amunisi, senjata dan bahan peledak ditemukan di rumah kedua tentara tersebut. Stern mengatakan barang curian itu sebagian dimaksudkan untuk dijual kembali dan sebagian untuk penggunaan pribadi – termasuk plot Krimea.
Lingkaran operasi sabotase itu diduga mulai beroperasi musim panas lalu, dan masuk ke barak di Alt Duvenstedt dan fasilitas angkatan laut di Eckernfoerde pada awal 2022, sebelum permusuhan di Ukraina meningkat.
Krimea memilih meninggalkan Ukraina dan bergabung kembali dengan Rusia pada Maret 2014, menyusul kudeta yang didukung AS di Kiev.
Jembatan ini dibangun untuk menghubungkan semenanjung ke daratan Rusia, dengan pembukaan bagian jalan pada 2018 dan segmen rel pada 2020.
Meskipun pasukan Rusia menjalin hubungan darat dengan Krimea pada awal konflik dengan mengambil sebagian besar wilayah Kherson dan Zaporozhye, pemerintah di Kiev tetap bertekad untuk menghancurkan jembatan tersebut.
“Jika ada kesempatan untuk melakukan ini, kami pasti akan melakukannya,” kata Alexey Danilov, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, dalam sebuah wawancara April.
Jenderal Ukraina Dmitry Marchenko mengatakan kepada media pemerintah AS bulan lalu Kiev masih ingin meledakkan jembatan itu, tetapi sedang menunggu bantuan senjata barat.
Alexey Arestovich, penasihat utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan pekan lalu rencana untuk menghancurkan jembatan itu benar-benar masih berjalan.
Pada Kamis, mantan komandan NATO di Eropa dan pensiunan jenderal Angkatan Udara AS Philip Breedlove mengatakan kepada Times, Ukraina harus menggunakan rudal anti-kapal Harpoon kiriman Pentagon untuk menghantam jembatan itu.
Perkembangan lain terkait posisi Jerman di konflik Ukraina, Berlin akan terus mendukung Ukraina “dengan segala kemungkinan” tetapi tidak dengan mengorbankan kemampuan pertahanannya sendiri.