Berita Jogja Hari Ini

Mencicipi Gurihnya Cemilan Leker di Selatan Pasar Beringharjo Yogyakarta

Makanan yang diolah menggunakan bahan dasar tepung terigu, tepung beras, tepung pati, baking powder, serta di campur air itu memiliki rasa gurih

TRIBUNJOGJA.COM / Neti Istimewa Rukmana
Maryono (54), pemilik Jogja Leker di Selatan Pasar Beringharjo Yogyakarta, sedang menyiapkan dagangannya, Minggu (7/8/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Leker merupakan salah satu camilan tradisional yang dikenal dari generasi ke generasi, termasuk di wilayah Yogyakarta.

Makanan yang diolah menggunakan bahan dasar tepung terigu, tepung beras, tepung pati, baking powder, serta di campur air itu memiliki rasa gurih yang berbeda.

Maryono (54), pemilik Jogja Leker di sisi selatan Pasar Beringharjo Yogyakarta, mengatakan yang membedakan cita rasa Leker itu ialah berasal dari varian toppingnya.

"Karena Leker itu bisa diberi topping. Kalau yang saya jual ini ada bermacam-macam varian. Ada pisang, meses coklat, susu coklat, keju, bubuk coklat, dan topping bisa dicampur juga, seperti topping pisang sama bubuk coklat atau pisang sama keju. Jadi tergantung pilihan rasa yang diinginkan oleh konsumen saja," paparnya, kepada Tribunjogja.com di tempat usahanya di Selatan Pasar Beringharjo, Minggu (7/8/2022).

Harga Lekernya pun bervariasi, mulai dari Rp2.500 hingga Rp3.000 per porsinya.

Jam operasionalnya pun dimulai sejak pukul 09.00-16.00 WIB.

Saking ramainya pembeli dari berbagai daerah, ia mampu menjual 900 porsi Leker pada Sabtu dan Minggu.

Sedangkan penjualan leker pada Senin-Jumat hanya sebanyak 400 porsi.

Meski demikian, para pembelinya berasal dari semua golongan usia.

"Biasanya usia dewasa yang paling sering beli. Karena itu jajanan dari generasi ke generasi. Tapi banyak juga anak muda yang beli Leker di tempat saya," imbuhnya.

Maryanto ternyata adalah peloper camilan Leker di bagian selatan Pasar Beringharjo Yogyakarta.

Siapa sangka, usaha yang ditekuninya itu kini telah tersebar di tiga titik selatan Pasar Beringharjo.

"Usaha yang pertama ini ada di bagian tengah, selatan Pasar Beringharjo atau dekat ATM BRI. Sedangkan dua cabang lagi ada di dekat jualan sayur-mayur di selatan Pasar Beringharjo dan satu lagi di dekat jualan pakaian, selatan Pasar Beringharjo," imbuhnya. 

Resep yang ia gunakan merupakan hasil dari percobaan belajar membuat Leker secara otodidak. 

"Dulu saya kerja di Korean Restaurant, di Semarang. Karena sudah sering masak, saya bisa cepat belajar membuat leker itu," ujarnya.

Maryono sendiri menceritakan, alasannya membanting setir profesi dari karyawan Korean Restaurant menjadi penjual Leker ialah adanya kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan pada kala itu.

"Saya ingin punya penghasilan lebih tinggi, ingin mandiri juga dan yang jelas saat itu kondisi ekonomi keluarga kami juga kurang baik," tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved