Berita Bantul Hari Ini

Seorang Guru SMPN 1 Pandak Bantul Tegur Siswi Karena Tak Pakai Jilbab, Ini Penjelasan Berbagai Pihak

Seorang guru di SMPN 1 Pandak menegur siswinya yang saat itu tidak mengenakan Jilbab di dalam kelas pada 15 Juli 2022 lalu.

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
istimewa
Anggota DPRD Bantul melakukan klarifikasi ke SMPN 1 Pandak, Rabu (3/8/2022) 

Menurutnya hal tersebut harus segera diluruskan untuk kepentingan anak.

Apalagi guru yang terlibat adalah guru matematika di mana pelajaran itu sangat penting untuk meneruskan pendidikan jenjang selanjutnya.

"Kalau anak sudah baik (kondisinya), tidak terlalu tertekan. Anak mentalnya kuat, tapi kalau berhadapan dengan guru yang ketemu setiap hari juga nggak enak juga. Matematika itu pelajaran penting, kalau ketemu guru tidak nyaman gimana kita menerima pelajaran. Maka saya sebagai orang tua klarifikasi agar nyaman, anak dan guru tidak ada permasalahan. Akhirnya sekarang sudah berdamai dan saling mengerti," tuturnya.

Adapun kasus itu sampai ke telinga anggota DPRD Kabupaten Bantul yang langsung ditindaklanjuti dengan mendatangi SMPN 1 Pandak pada Rabu (3/8/2022).

Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul yang membidangi pendidikan, Suratman menyatakan bahwa kedatangannya ke sekolah tersebut untuk menanyakan kejadian yang dialami siswi SMPN 1 Pandak.  

"Dan di sana disampaikan bahwa memang betul ada kejadian tersebut. Pada intinya ada miss komunikasi. Dan antara orang tua, guru dan anaknya sudah menyelesaikan masalahnya," ujarnya.

Dirinya pun sudah menghubungi orang tua siswi tersebut dan menanyakan kondisi si anak.

Dari sana ia mendapat informasi bahwa siswi tersebut sudah dalam keadaan baik dan tidak dalam kondisi tertekan, termasuk orang tuanya.

Persoalan itu diakui Suratman sudah selesai, dari pihak guru juga sudah meminta maaf dan mengakui ada kesalahan, dan siswanya juga sudah kembali sekolah seperti biasa.

"Artinya hubungan guru dan anak sudah baik. Mental anak sudah baik, tidak ada tekanan," ujarnya.

Ia pun sudah menyampaikan ke pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) agar para pendidik dapat mengajar dengan baik sesuai tugas masing-masing dan selalu berhati-hati dalam mendidik anak.

Ia tidak ingin pendidikan di Kabupaten Bantul tercoreng karena masalah intoleransi.  

Baca juga: KEBAKARAN: Api Hanguskan Dapur Warga Piyungan Bantul, Kerugian Ditaksir Puluhan Juta Rupiah

"Kita tidak mau ada intoleransi di pendidikan Bantul, karena Pancasila adalah pemersatu bangsa. Selain itu tidak ada kewajiban di sekolah negeri para siswinya harus mengenakan Jilbab . Karena dasar kita Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Yang penting semua berjalan baik, tertib dan aman," tandasnya.

Terpisah, Kepala SMPN 1 Pandak, Wajiana mengatakan kasus peneguran siswa untuk mengenakan Jilbab oleh salah satu gurunya hanya kesalahpahaman dan kasus tersebut sudah diselesaikan dengan baik pada 20 Juli lalu.

"Hanya miss komunikasi dan orang tuanya juga sudah menyadari itu kurang komunikasi dan kesalahpahaman,” katanya.

Ia memastikan tidak aturan kewajiban bagi siswi di SMPN 1 Pandak untuk mengenakan Jilbab , termasuk tidak ada sanksi bagi yang tidak mengenakan Jilbab . (nto)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved