Berita Bantul Hari Ini

Puluhan Siswa dari Berbagai Daerah Binaan YPA-MDR Membatik Bersama

Puluhan siswa dari berbagai daerah di Indonesia belajar membatik bersama di Kelompok Batik Tulis Lanthing, Padukuhan Gunting, Bantul.

Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Santo Ari
Puluhan siswa dari berbagai daerah di Indonesia bersama finalis Miss Bantul belajar membatik bersama di Kelompok Batik Tulis Lanthing, Padukuhan Gunting, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Rabu (27/7/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Sebagai upaya menciptakan keberlangsungan kecakapan hidup serta pelestarian budaya batik di lingkup daerah, PT Astra International Tbk melalui Yayasan Pendidikan Astra – Michael D Ruslim (YPA-MDR)menginisiasi program Komunitas Pembatik Cilik di Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (27/7/2022).

Puluhan siswa dari berbagai daerah di Indonesia bersama finalis Miss Bantul belajar membatik bersama di Kelompok Batik Tulis Lanthing, Padukuhan Gunting, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak.

Program tersebut merupakan kelanjutan dari program Komunitas Pembatik Cilik di Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, yang lebih dulu memulai kegiatan pada akhir 2021 lalu.

Komunitas menaungi 87 siswa lintas-sekolah binaan YPA-MDR yang memiliki minat dan bakat dalam membatik untuk berkarya menghasilkan produk batik tulis berkualitas. Semangat yang diusung adalah melestarikan budaya batik khas daerah setempat.

“YPA-MDR mulai melakukan pembinaan pilar kecakapan hidup membatik untuk guru-guru dan para siswa di Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, dan Kapanewon, Kabupaten Bantul, sejak 2007-2008,” kata Ketua Pengurus YPA-MDR, Herawati Prasetyo.

Melalui pembentukan Komunitas Pembatik Cilik di Kapanewon Pandak,YPA-MDR senantiasa berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia  di wilayah prasejahtera.

“Kami berharap siswa tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga dapat terus mengasah kecakapan hidup serta kepercayaan sebagai bekal bermanfaat untuk masa depan sekaligus memberi dampak positif bagi kemajuan daerah,” tambah Herawati.

Giska Anisa (15), pelajar kelas IX SMPN 4 Pandak, mengaku suka membatik sejak kelas 6 SD.

Ia suka membatik berawal dari hobi menggambar.

Baca juga: YPA-MDR Ajak Siswa SMK Negeri 2 Gedangsari Pahami Cara Berkendara Motor Aman di Jalan Raya

"Membatik dari kelas 6 SD ketika ada ekstrakulikuler batik. Sampai sekarang, saya sudah menghasilkan puluhan batik," ujarnya.

Saat ini, pelajar asal Krekah, Gilangharjo, itu hanya membatik di sekolah. Namun, jika ada kesempatan, ia akan terus membatik.

"Membatik itu unik dan seru," ungkapnya lagi.

Anjani Sekar Arum, Pendamping Pembatik Cilik Pandak dari YPA-MDR, mengungkapkan bahwa seluruh rangkaian kegiatan bertujuan untuk memberikan solusi dari kendala regenerasi para pembatik saat ini.

Langkah ini dimulai ketika beberapa tahun lalu, Yayasan Pendidikan Astra memberikan bantuan alat membatik ke beberapa sekolah binaan yang berada di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul.  

Adapun, yang mendapat bantuan peralatan membatik berjumlah empat sekolah di Kabupaten Bantul, terdiri atas tiga SD dan satu SMP.

Sementara untuk Kabupaten Gunungkidul, ada delapan sekolah yangmendapatkan bantuan, terdiri atas enam SD, satu SMP, dan satu SMK.

"Untuk memaksimalkan peralatan tersebut, pada tahun ini kami mencoba mencari solusi bagaimana para siswa bisa membuat karya batik yang bagus, yang layak jual. Bukan berarti mereka dikejar untuk jualan. Hampir 70 persen karya anak-anak yang sudah diproduksi lebih banyak disimpan di sekolah masing-masing," ungkapnya.

Menurutnya, jika hasil karya para siswa memiliki nilai jual, ada filosofi yang terkandung di setiap karya, dan berkualitas bagus, maka layak dipakai konsumen atau pecinta batik .

Menurutnya, hal itu jauh lebih bermanfaat bagi anak-anak. Di sisi lain, anak-anak dapat memiliki tabungan pendidikan.  

Baca juga: YPA-MDR Ajak Siswa Bantul Latihan Aman Berlalu Lintas di Astra Motor Safety Riding Center Yogyakarta

"Kami mengajak para pecinta batik untuk menghargai dan mengapresiasi batik hasil karya pembatik cilik. Kami mengajak untuk menghargai prosesnya dalam berkarya," ucapnya.

Maka dari itu, untuk memasarkan batik hasil karya pembatik cilik, pihaknya tidak menjual di toko-toko, tetapi dipasarkan melalui berbagai kegiatan seperti pameran atau peragaan busana. 

"Dalam satu tahun, mungkin mereka hanya membuat satu karya atau maksimal lima karya sehingga dari Yayasan Pendidikan Astra maupun PT Astra International membuat kegiatan mendatangkan buyer. Kegiatan digelar secara eksklusif, diperagakan oleh model, dan ada pameran. Tahun ini, kami ingin memperkenalkan produk anak-anak ke Milan, Italia," urainya.

Tak berhenti di situ , untuk melestarikan batik dan menambah jumlah pembatik cilik, pihaknya berupaya menginisiasi kampung wista pembatik cilik, yakni di Pandak dan Gedangsari.

Saat ini, pihaknya tengah menyiapkan SDM sebelum menyiapkan tempat wisatanya.

Pasalnya, selama ini, konsep wisata edukasi masih terbilang baru, apalagi yang mau merangkul anak-anak.

"Harapannyan anak-anak sejak kecil dididik sehingga saat lulus SMA bisa berdaya," tambahnya.

YPA-MDR, yang ada sejak 2009, adalah yayasan yang secara khusus didirikan dan dimiliki oleh PT Astra International Tbk sebagai pelaksana kontribusi sosial berkelanjutan bidang pendidikan dengan membina sasaran sekolah-sekolah di daerah prasejahtera atau tertinggal, terdepan, dan terluar di Indonesia dan menjadi wujud dari pilar Astra untuk Indonesia Cerdas.

Visi, misi dan tujuan PA-MDR adalah menjadi lembaga yang mewujudkan sekolah unggul di daerah prasejahtera dan mampu mencetak sumber daya manusia berkualitas sebagai agen perubahan menuju masyarakat sejahtera.

Pola pembinaan yang dilakukan berdasarkan empat pilar, meliputi akademis, karakter, kecakapan hidup, dan seni budaya.

YPA-MDR juga memberikan bantuan berupa sarana prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar sesuai standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh pemerintah.

Hingga saatini, YPA-MDR telah membina 112 sekolah jenjang SD, SMP, dan SMK/SMA di 13 kabupaten, Lampung Selatan, Serang, Tangerang, Bogor, Majalengka, Kapuas, Kutai Barat, Barito Utara, Bantul, Gunungkidul, Pacitan, Kupang, dan Rote Ndao.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved