Berita Kota Yogya Hari Ini

Kompetisi Bahasa dan Sastra 2022, Komika Kota Yogyakarta Ditantang Suguhkan Materi Bahasa Jawa

Mulai dari lomba Macapat, Maca Geguritan, Maca Cerkak, Alih Aksara Jawa, Sesorah, dan Pranatacara, untuk pelajar, hingga adu kreatif di stand up

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Azka Ramadhan
Kasi Bahasa dan Kebudayaan Disbud Kota Yogyakarta, Ismawati Retno Wigiarti (kanan). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Deretan perlombaan menarik bakal digulirkan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta dalam rangka nguri-uri budaya Jawa.

Serentetan lomba tersebut, tercakup pada gelaran Kompetisi Bahasa dan Sastra 2022.

Mulai dari lomba Macapat, Maca Geguritan, Maca Cerkak, Alih Aksara Jawa, Sesorah, dan Pranatacara, untuk pelajar, hingga adu kreatif di stand up comedy dan mendongeng berbahasa Jawa untuk umum, tanpa batasan usia.

Baca juga: Jalan Tol Yogyakarta-Bawen: Tahap Pembersihan Lahan Dimulai Dari Titik Ini

Kasi Bahasa dan Kebudayaan Disbud Kota Yogyakarta, Ismawati Retno Wigiarti, mengatakan, event ini diharapkan mampu menghidupkan nilai kearifan lokal, juga tradisi dan kesadaran akan kekayaan budaya yang dipunyai.

"Tentu ini menarik, karena biasanya kan stand up comedy umumnya berbahasa Indonesia. Namun, di sini para peserta kami tantang menggunakan bahasa Jawa," ujarnya, dalam jumpa pers di Balai Kota, Selasa (19/7/2022) siang.

Pendaftaran untuk delapan cabang perlombaan dibuka sepanjang 18-30 Juli 2022.

Setelahnya para peserta diminta untuk mengirimkan karya dalam bentuk video, yang bakal diseleksi oleh tim juri selama 8-9 Agustus 2022.

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Satpol PP Sleman Gelar Patroli Sasar Titik Keramaian 

"Kemudian, lima nominasi yang terpilih akan diumumkan 12 Agustus 2022. Lalu, sesuai rencana, babak final bakal kami laksanakan pada 22-25 Agustus 2022," urai Retno.

Melalui kompetisi ini, katanya, Disbud ingin mengembalikan marwah orang Jawa dalam berbahasa, serta beraksara Jawa.

Sebab, kemuliaan orang Jawa semakin terangkat di ranah dunia dengan mengedepankan identitas lokalnya.

"Harapannya bahasa dan sastra Jawa tetap hidup karena benar-benar dihidupi para penuturnya, serta berkembang menjadi bagian dari sastra dunia," katanya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved