Berita Kulon Progo Hari Ini

Tak Ada Pelaksanaan MPLS Bagi Siswa Baru di SDN Ngrojo Kulon Progo Tahun Ini

Pasalnya, di tahun ajaran baru ini tidak ada siswa baru yang mendaftar di sekolah tersebut. Meski lokasi sekolahnya berada di tengah perkotaan.

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Sri Cahyani Putri Purwaningsih
Suasana di SDN Ngrojo di Kalurahan Kembang, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Selasa (12/7/2022) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Masa Pengenalan Siswa Baru (MPLS) pada tahun ajaran 2022/2023 tengah berlangsung.

Namun, tidak ada pelaksanaan MPLS di SDN Ngrojo yang berlokasi di Kalurahan Kembang, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo.

Pasalnya, di tahun ajaran baru ini tidak ada siswa baru yang mendaftar di sekolah tersebut. Meski lokasi sekolahnya berada di tengah perkotaan.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Sosialisasikan UU No 17/2013, Harapkan Ormas Berpartisipasi dalam Pembangunan

Kepala SDN Ngrojo , Bambang Sriyanta mengatakan awalnya ada 9 siswa di SDN Ngrojo .

Namun seorang siswa pindah sekolah mengikuti orang tuanya.

Sehingga total siswa di SDN Ngrojo saat ini ada 8 anak. Rinciannya, kelas II ada 2 siswa, kelas IV ada 3 siswa, kelas V ada 1 siswa dan kelas VI ada 2 siswa. 

"Untuk kelas I dan III tidak ada siswa. Sehingga pelaksanaan MPLS bagi siswa kelas I tidak ada. Namun, bagi siswa kelas II hingga kelas VI tetap ada pelajaran saat awal tahun ajaran baru, diisi dengan kegiatan pramuka blok," kata Bambang saat ditemui di sekolahnya, Selasa (12/7/2022). 

Adapun guru di SDN Ngrojo totalnya ada 11 orang. T

erdiri dari guru kelas 5 orang, guru mata pelajaran 3 orang, guru olahraga 1 orang dan guru agama 2 orang. 

Dia menyebut, meski terjadi kekurangan Siswa , pembelajaran tatap muka ( PTM ) di SDN Ngrojo tetap berjalan.

PTM menyesuaikan dengan kelasnya masing-masing dan lama belajar sudah penuh sesuai Kurikulum Merdeka. 

Hanya saja, kendalanya, pada saat mata pelajaran olahraga yang membutuhkan banyak siswa.

"Ketika jam olahraga harusnya butuh teman banyak tapi hanya ada 1 siswa sehingga susah. Kadang jadwal olahraga berbeda hari tapi prakteknya digabung jadi satu," terangnya. 

Dijelaskan Bambang, penyebab SDN Ngrojo kekurangan siswa setiap tahunnya karena bibit murid di wilayah setempat sangat minim.

Serta lokasinya berdekatan dengan 4 sekolah lainnya yaitu SDN Jatisarono, SDN Boto, SD Kanisius Kenteng dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Grubuk. 

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo juga sudah mengetahui terkait kondisi SDN Ngrojo yang mengalami kekurangan Siswa .

Bahkan kepala organisasi perangkat daerah (OPD) itu, kata Bambang, telah membuktikan ke sekolahnya secara langsung. 

Dengan kondisi tersebut, Bambang berharap jika eksistensi sekolah tetap ada harus ada kerjasama dengan pemangku wilayah mulai dari kalurahan hingga pedukuhan untuk membagi siswanya ke beberapa SD di wilayah setempat. 

Sedangkan, jika tidak bisa dipertahankan, SDN Ngrojo siap diregrouping. 

Baca juga: Selesai Direnovasi, Bupati Kustini Pesan Agar Pedagang Jaga Keamanan dan Kebersihan Pasar Potrojayan

Terpisah, Kepala Disdikpora Kabupaten Kulon Progo , Arif Prastowo menanggapi persoalan tersebut. 

Menurutnya, ada alternatif yang bisa dilakukan. Seperti regrouping atau penggabungan dengan sekolah lain yang terdekat di tahun ajaran baru mendatang. 

"Sehingga tidak menerima siswa baru lagi, tinggal menghabiskan siswa di bangku kelas di atasnya," kata Arif. 

Namun, yang perlu dipikirkan tentang efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah tersebut. Jika siswanya sedikit tentu anggaran untuk pendidikan juga sedikit.

"Karena bantuan operasional sekolah (BOS) mengikuti jumlah murid sehingga kesulitan untuk berkembang," ucap Arif. 

Terkait ketersediaan guru, menurutnya tidak menjadi masalah. Mereka bisa diberdayakan di sekolah lain jika dilakukan regrouping. Sebab, masih banyak sekolah yang masih kekurangan guru.

Untuk diketahui, usai pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2022/2023, ada 115 SD di Kabupaten Kulon Progo yang mengalami kekurangan Siswa dan tersebar di 12 kapanewon. 

Di antaranya Kokap (21 sekolah), Samigaluh (17 sekolah), Pengasih (12 sekolah), Temon (11 sekolah), Galur (8 sekolah), Sentolo (8 sekolah), Girimulyo (8 sekolah), Kalibawang (8 sekolah), Panjatan (6 sekolah), Nanggulan (6 sekolah), Wates (5 sekolah) dan Lendah (5 sekolah). (scp)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved