CARA Mudah Menyantap Daging Kurban Tanpa Takut Kolesterol dan Tensi Naik
Berikut tips mengonsumsi daging kurban agar kolesterol dan tekanan darah tidak naik
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Rina Eviana
Tribunjogja.com - Idul Adha selalu identik dengan daging. Ya, saat Idul Adha banyak umat muslim menyembelih hewan kurban.
Maka tak heran jika Idul Adha daging merupakan makanan yang lazim tersedia di meja makan.
Menyantap daging kurban tentu selalu dinanti orang ketika Idul Adha tiba. Biasanya banyak yang membuat sate hingga gule.
Namun seringkali karena kebanyakan makan daging, tertutama daging kambing maka masalah yang muncul adalah naiknya kadar kolesterol.

Sebenarnya, adakah cara menyantap daging kambing tanpa khawatir kolesterol naik?
Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Johanes Chandrawinata, SpGK, daging kambing lebih menyehatkan untuk tubuh.
"Daging kambing memiliki kandungan lemak dan kolesterol yang lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi," kata Johanes saat dihubungi Kompas.com. Namun perlu diingat, daging yang dimaksud di sini adalah murni daging merah tanpa jeroan seperti usus, babat, atau otak.
Baca juga: Jelang Idul Adha, Kenali 4 Manfaat Daging Sapi dan Kandungan Nutrisinya
Daging Kambing Bikin Darah Tinggi?
Dalam takaran 100 gram daging, lemak daging kambing hanya 3,03 gram, sementara lemak daging sapi 7,72 gram. Kolesterol daging kambing juga sedikit lebih rendah, yakni 75 miligram, dan kolesterol daging sapi 80 miligram.
Selain itu, untuk zat besi, daging kambing juga lebih banyak dengan 3,73 gram, sedangkan daging sapi hanya 2,24 miligram. Kemudian, seng (zinc) pada daging kambing sebesar 5,27 miligram dan sapi 4,61 miligram.
Selain menyebut daging kambing lebih baik dari daging sapi, Johanes juga membantah mitos yang beredar di masyarakat. Selama ini, masyarakat mempercayai bahwa daging kambing dapat memicu tekanan darah tinggi.
Padahal, mitos itu menurut Johanes sudah usang. Justru, kata dia, mengonsumsi satu kilogram daging kambing tidak akan mendatangkan darah tinggi. "Kambing cukup sehat asal dagingnya saja, bukan dibarengi dengan jeroan seperti babat, otak, dan usus," tegasnya.
Kurangi Lemak dan Kolesterol Saat Memasak Daging

Selain memotong lemak, kulit, dan jeroan, ada beberapa cara lain untuk mengurangi lemak. Menurut National Health Service United Kingdom, berikut tips-tipsnya:
-Panggang dagingnya, jangan digoreng. Sebagai gambaran, steak buntut panggang tanpa lemak mengandung sekitar setengah lemak steak buntut goreng dengan lemak
-Jangan menambahkan lemak atau minyak ekstra saat memasak daging. Sebagai gantinya, cobalah memanggang daging di rak logam di atas loyang panggang agar lemaknya bisa keluar/jatuh
-Gunakan daging dalam jumlah yang lebih sedikit. Supaya gizi seimbang, tambahkan lebih banyak porsi sayuran, kacang-kacangan dan makanan bertepung dalam bentuk hidangan seperti semur, kari, maupun sop.
Baca juga: Tips Menikmati Daging Kurban Tanpa Takut Kolestrol Naik, Siapkan 5 Minuman Herbal Ini
Konsumsi Daging Kurban Secara Sehat dan Aman
Makanan sehat tentu dimulai dengan cara memasak yang aman. Sehingga menyiapkan dan memasak daging kurban dengan benar menjadi sangat penting.
Beberapa orang beranggapan, daging mesti dicuci sebelum dimasak. Tapi justru ini meningkatkan risiko keracunan makanan karena tetesan air memercik ke permukaan dan dapat mencemari daging dengan bakteri. Untuk itulah, langkah terbaik adalah dengan tidak mencuci daging sama sekali.
Memasak daging dengan cara yang benar akan membunuh bakteri-bakteri berbahaya pada daging. Jika daging tidak dimasak sepenuhnya, bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan.
Di samping itu, bakteri dan virus dapat ditemukan melalui daging tertentu. Artinya, Anda harus memasak jenis daging ini sampai habis. Saat daging dimasak seluruhnya, sarinya akan jernih dan tidak ada daging merah muda atau merah yang tersisa di dalamnya.
Pada dasarnya, semua jenis daging sebaiknya harus dimasak sampai matang termasuk unggas. Namun, Anda boleh memakan seluruh potongan daging sapi atau domba yang bagian dalamnya masih berwarna merah muda – atau istilahnya “rare”.
Syaratnya, selama bagian luarnya dimasak. Karena bakteri apa pun pada umumnya berada di bagian luar daging.(*)