SAR Bantul Ingatkan Wisatawan untuk Waspada Gelombang Tinggi Hingga 6 Meter di Pantai Selatan
Pada akhir pekan ini hingga pertengahan Juli 2022 mendatang merupakan masa Liburan Sekolah , sehingga wilayah Pantai Selatan (pansela) Kabupaten
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pada akhir pekan ini hingga pertengahan Juli 2022 mendatang merupakan masa Liburan Sekolah , sehingga wilayah Pantai Selatan (pansela) Kabupaten Bantul dipastikan ramai dikunjungi wisatawan terutama rombongan pelajar dari luar daerah.
wisatawan pun diminta untuk tidak main atau mandi di pantai terlebih saat ini terjadi gelombang tinggi .
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah 3 Kabupaten Bantul , M Arief Nugraha mengingatkan kepada wisatawan adanya potensi gelombang tinggi setinggi 4-6 meter dalam beberapa hari ke depan.
Baca juga: Lakukan Inkubasi Terhadap 150 Tenant, UII Fokus Kawal Pertumbuhan Startup Kampus
Kondisi ini sangat membahayakan jika wisatawan yang tidak hafal karakter gelombang dan palung di Pantai Selatan nekat bermain air apalagi mandi di pantai.
"Gelombang pasang ini terjadi karena memasuki musim angin timuran yang berdampak adanya gelombang pasang yang disebabkan kencangnya angin yang bertiup di laut selatan Yogyakarta," ujarnya saat dihubungi Sabtu (25/6/2022).
Tim SAR sendiri sudah memasang rambu-rambu larangan mandi di laut terutama pada daerah yang terdapat palungnya.
Namun demikian, ia mengungkapkan bahwa terkadang peringatan itu tidak dihiraukan oleh wisatawan .
Pasalnya wisatawan masih beranggapan tidak ada gunanya berkunjung ke pantai jika tidak bermain air.
"Bagi kami, sebenarnya dengan gelombang pasang ini membuat wisatawan takut untuk main air. Namun gelombang pasang itu tidak terjadi sepanjang hari sehingga di jam tertentu gelombang akan landai atau saat air laut surut," ucapnya.
Arief mengungkapkan, air laut pasang terjadi dini hari menjelang pagi sekitar pukul 06.00 WIB dan akan surut hingga pukul 15.00 WIB dan gelombang akan pasang lagi hingga malam hari.
"Rombongan wisatawan khususnya pelajar biasanya tiba di pantai saat pagi hari dan ini sangat berbahaya jika nekat mandi di laut. Demikian juga sore hari akan terjadi lonjakan wisatawan bersamaan dengan gelombang pasang terjadi," tandasnya.
Baca juga: PESAN Haru Ridwan Kamil dan Atalia di Hari Ulang Tahun Eril, Ajak Pemuda Berbagi ke Sesama
Meski berbahaya untuk wisatawan , di sisi lain masih ada nelayan yang melaut dalam kondisi ini.
Salah seorang nelayan di Pantai Depok, Hendri Triyono, mengatakan meski ada prediksi gelombang pasang dari BMKG, masih ada nelayan yang melaut.
Mereka akan melaut saat gelombang mulai surut dan akan kembali lagi ke darat saat gelombang pasang.
"Saat ini nelayan yang turun melaut hanya akan melihat hasil tangkapan jaring kendengan. Jika ada hasil maka tangkapan ikan akan dibawa ke pulang. Namun jika tidak ada tangkapan ikan, jaring kembali dikendengkan dan dilihat hasilnya hari berikutnya," ujarnya.
Ia menyatakan bahwa saat ini jarang nelayan yang menjaring di laut karena memang bukan musim ikan. Kondisi ini bersamaan dengan datangnya musim angin timuran yang menyebabkan gelombang tinggi. (nto)
