Berita Pendidikan Hari Ini

Lakukan Inkubasi Terhadap 150 Tenant, UII Fokus Kawal Pertumbuhan Startup Kampus

Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Direktorat Pengembangan dan Pembinaan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh (DPPK/ST) fokus mengawal pertumbuhan Start

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
istimewa
Salah satu startup hasil inkubasi UII 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Direktorat Pengembangan dan Pembinaan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh (DPPK/ST) fokus mengawal pertumbuhan Startup binaan di lingkungan universitas.

Direktur DPPK/ST, Arif Wismadi mengatakan bahwa tantangan besar dari pengembangan Startup adalah pada tahap pra komersialisasi saat dihadapkan pada Valley of Death atau lembah kematian.

Tantangan lain juga saat perusahaan rintisan mulai berjalan dihadapkan pada risiko Startup bubble.

Ia mengatakan, mengenai tantangan Valley of Death tersebut muncul saat dukungan pemerintah dan universitas diturunkan karena inovasi dianggap telah matang dan siap dihilirisasi. 

Namun, di sisi lain investor belum tertarik dengan karya inovasi karena dianggap belum sangat siap untuk komersialisasi.

Baca juga: Dinas Kesehatan Bantul Catat 514 Kasus DBD Hingga Pertengahan Tahun 2022

“Sehingga kita komitmen dari tahap ide sampai komersialisasi kita selalu mendampingi,” lanjutnya, Sabtu (25/6/2022).

Dia mengatakan, Startup bubble ditandai dengan PHK atau tutupnya Startup yang muncul ketika dukungan pendanaan mulai berkurang di mana investor harus memilih hanya pada startup yang paling unggul dan paling menjanjikan profit.

“Profit bukan tujuan utama, melainkan harus memiliki dampak yang besar,” tuturnya.

Menurutnya, untuk menghindari kedua risiko tersebut, seleksi gagasan bisnis oleh lembaga inkubator pada tahap awal menjadi sangat penting. 

Untuk itu, UII fokus untuk mendorong gagasan yang menghasilkan pain reliever atau pereda rasa sakit pada tingkatan ekstrem.

“Jadi inovasi kita itu bisa menyelesaikan persoalan orang lain bukan menyenangkan diri kita,” ujarnya.

Ia mengungkap, UII kini memiliki tujuh perusahaan rintisan yang sudah menerima hibah senilai Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) dari Kemendikbud Ristek/BRIN senilai Rp 1.750.000.000. 

Tujuh tenant Ibisma UII yang mendapat pendanaan yakni Usy-Box Urinalysis Rapid Test Service, Idemes 2.0, ITMS 1.0, Netraku, Next Optima, Ranger Px-Ii, dan Zakea Indonesia.

Dalam menaikkan level pembinaan kewirausahaan pada tingkat global, UII juga mendapat dukungan dari Uni Eropa melalui konsorsium Erasmus + ANGEL (ASEAN Network for Green Entrepreneurshipp & Leadership) bersama 16 perguruan tinggi dan lembaga inovasi Eropa dan Asean.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved