Dinkes Bantul Mencatat 4 Orang Meninggal Karena Leptospirosis Hingga Mei 2022 Lalu

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Bantul , Sri Wahyu Joko mengungkapkan pada tahun 2021 kemarin terdapat 42 kasus leptospirosis

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
Tribun Jogja/ M Fauziarakhman
Grafis Leptospirosis 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Penyakit leptospirosis yang disebabkan oleh kencing tikus masih menjadi ancaman.

Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mencatat setidaknya ada empat orang meninggal karena penyakit ini.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Bantul , Sri Wahyu Joko mengungkapkan pada tahun 2021 kemarin terdapat 42 kasus leptospirosis dan dua orang meninggal karenanya.

Baca juga: Program Silver Expert, SMK-SMTI Yogyakarta Ajak Siswa Belajar Bersama Pakar Industri

Dari data yang dimilikinya, temuan kasus meninggal akibat Leptospirosis di Bantul pada tahun 2022 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.  

"Dari data tahun ini, sampai bulan Mei kemarin, jumlah kasus sebanyak 33 orang, dan 4 orang meninggal," ungkapnya Selasa (21/6/2022).

Pria yang akrab disapa Oki ini mengungkapkan, semua temuan kasus Leptospirosis di Bantul sudah tertangani sampai di rumah sakit.

Untuk meminimalkan tingkat keparahan penyakit ini diperlukan pemeriksaan cepat untuk pendeteksian.

Selain pemeriksaan kondisi tubuh, dokter akan melakukan wawancara ke pasien untuk menggali aktivitas sebelum pasien sakit, misalnya usai membersihkan rumah atau mendapati tikus di sekitar rumah.

Adapun Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi.

Beberapa hewan yang bisa menjadi perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi.

Baca juga: Seorang ODGJ di Klaten Mengamuk dan Melukai Warga Hingga Menyebabkan Dua Gigi Copot

Sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit ini adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharjo sebelumnya mengatakan bahwa potensi penyakit Leptospirosis bisa timbul dari kondisi lingkungan yang tidak bersih.

Sebab dengan kondisi lingkungan atau rumah yang kotor sangat mungkin menjadi tempat bersarangnya hewan seperti tikus. Bahkan juga hewan nyamuk yang membawa penyakit Demam Berdarah Dengue.

"Rumah harus dijaga kebersihannya, harus tetap ada pencahayaan dan ventilasi yang cukup agar bakteri dan kuman tidak berkembang," ungkapnya. (nto) 

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved