Penataan Fasad Malioboro Baru Menuju Warisan Budaya Dunia

Penataan bagian fasad bangunan di kawasan itu perlahan-lahan akan dikembalikan ke bentuk tempo dulu.

Editor: Hari Susmayanti
Istimewa
Suasana kawasan Malioboro pada Jumat (17/6/2022) sore yang lalu 

Malioboro sebagai bagian dari kawasan Sumbu Filosofi yang terbentang dari Panggung Krapyak-Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat-Tugu Pal Putih, di dalamnya terdapat Kepatihan sebagai representasi kekuasaan dan Pasar Beringharjo sebagai perwujudan keduniawian.

"Malioboro kan punya eksistensinya sendiri, dari perjalanan Sangkan Paraning Dumadi itu. Dari Margo Utomo, Malioboro kemudian Margo Mulyo, Pangurakan dan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang jadi proses perjalanan manusia menuju sang khalik. Malioboro sendiri kan dalam proses menuju tadi ada beberapa godaan di sana termasuk jabatan di Kepatihan kemudian harta benda di Pasar Beringharjo dan seterusnya," urai dia.

Penataan dan Sosialisasi Dikebut

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi menyebut, pihaknya diberi waktu oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) di rentang Juni sampai dengan September ini untuk menyiapkan kawasan Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia.

Untuk itu, berbagai program saat ini tengah dikebut guna memaksimalkan proses pengajuan.

"Untuk UNESCO, kami diberi waktu Juni sampai September sehingga banyak hal yang mesti kami kebut minimal masyarakat harus tahu bahwa areanya maju sebagai warisan budaya dunia kemudian tahu apa sih yang disyaratkan atau menjadi nominasi itu seperti apa substansinya," kata Dian.

Selain penataan kawasan Malioboro berikut fasad bangunannya, Dinas Kebudayaan DIY melalui BPKSF juga tengah menggencarkan sosialisasi mengenai makna Sumbu Filosofi di Jogja.

"Ini yang sedang on target dan progres teman-teman juga sedang turun semua, lebih kepada bagaimana warisan dunia ini mampu memberikan manfaat kepada masyarakat," ungkapnya.

Koordinator Paguyuban Pengusaha Malioboro dan Ahmad Yani Yogyakarta (PPMAY), Karyanto Purbo Husodo mengatakan, pihaknya siap berkolaborasi dengan pemerintah dalam melakukan penataan fasad bangunan di kawasan Malioboro.

Pemilik toko sebagian besar telah melakukan pengecatan secara mandiri dengan warna putih tulang di toko masing-masing.

"Kami siap dilibatkan dan berkolaborasi dengan pemerintah. Memang masih proses penataan fasad dan pengecatan bangunan oleh teman-teman anggota. Semoga Malioboro semakin ramai dikunjungi setelah penataan selesai," ucap Karyanto. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved