Berita Kriminal

Kronologi Pembunuhan Pria yang Jasadnya Ditemukan di Tengah Kebun Salak di Sleman

Pelaku anak yang masih berusia 17 tahun ini nekat membacok karena kesal korban mencuri cabai di ladang saudaranya. 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
istimewa
Petugas melakukan pemeriksaan terhadap jasad seorang laki-laki dengan luka tusuk yang ditemukan di sebuah kebun salak, dusun Gading Kulon, Donokerto, Turi, Kabupaten Sleman, pada Rabu (15/6/2022) pagi. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Polisi berhasil mengungkap teka-teki jasad seorang pria yang ditemukan di tengah kebun salak di Sleman.

Wakapolres Sleman , Kompol Tony Priyanto, menjelaskan pria yang jasadnya ditemukan di kebun salak di dusun Gading Kulon, Kalurahan Donokerto, Turi, Sleman tersebut adalah korban pembunuhan.

Korban meninggal karena dibacok oleh HH warga Donokerto.

Pelaku anak yang masih berusia 17 tahun ini nekat membacok karena kesal korban mencuri cabai di ladang saudaranya. 

Kompol Tony Priyanto mengatakan, kejadian pembacokan itu bermula ketika pelaku HH diberitahu oleh S, saudara sekaligus tetangganya, jika tanaman cabai di sawahnya sering hilang dicuri.

Mendengar keluhan itu, pada Selasa (14/6/2022) sekira pukul 21.00 WIB, pelaku menawarkan diri untuk ikut bersama S ke sawah dengan tujuan menghadang pencuri .

Keesokan harinya, sekira pukul 04.00 WIB, S dan HH berboncengan sepeda motor menuju ke sawah. 

"Pelaku HH membawa sebilah celurit yang akan digunakan untuk melukai korban (pencuri), karena merasa kesal. Pelaku membawa celurit ini tanpa sepengetahuan S," kata Tony, saat pres rilis di Mapolres Sleman, Kamis (16/6/2022). 

Pelaku pembacokan pencuri cabai di Polres Sleman, Kamis (16/6/2022)
Pelaku pembacokan pencuri cabai di Polres Sleman, Kamis (16/6/2022) (TRIBUNJOGJA.COM/ Ahmad Syarifudin)

Di sawah, setelah keduanya menunggu setengah jam, pelaku HH melihat korban yang hendak mencuri cabai masuk ke sawah dari arah barat.

Tetapi saat itu masih diintai. Selanjutnya, ketika korban sudah benar-benar memetik cabai, pelaku HH dan S keluar dari persembunyiannya lalu mengendap-endap mengepung korban. 

Korban yang sadar posisinya telah terkepung, berupaya melarikan diri.

Melihat korban lari, pelaku HH kemudian lari mengejar. 

"Pelaku mengejar dan menyabetkan celurit ke arah korban sebanyak 6 kali. 2 kali tidak kena dan 4 kali mengenai tubuh korban," tutur dia. 

Tidak berhenti sampai di sana. Korban, setelah terkena sabetan celurit, masih berupaya lari.

Lalu pelaku berupaya menghentikannya dengan memegang jaket korban hingga terjatuh.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved