Jenang 9 Rasa Bu Jum, Jajanan Tradisional di Pasar Kranggan Incaran Wisatawan Luar Kota Yogyakarta
Jenang 9 Rasa Bu Jum menjadi jajanan tradisional yang banyak dicari wisatawan dari luar Kota Yogyakarta.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Jenang 9 Rasa Bu Jum menjadi Jajanan tradisional yang banyak dicari wisatawan dari luar Kota Yogyakarta .
Sehari-hari, Jamiam (56) atau yang dikenal dengan sapaan Bu Jum itu, berjualan jenang sembilan rasa tepat di selasar pintu masuk utama Pasar Kranggan atau di dekat akses masuk lantai dua.
Wanita yang akrab disapa Bu Jum tersebut tinggal di Kelurahan Bumijo, Kemantren Jetis, Kota Yogyakarta .
Ia mengaku setiap pukul 04.00 WIB harus mulai memasak berbagai jenis jenang untuk dijualnya.
Baca juga: CEO PSIM Yogyakarta Bicarakan Soal Kemungkinan Satu Pemain Terakhir yang Akan Direkrut
"Tapi kalau ada pesanan, pukul 02.00 WIB saya harus sudah mulai masak jenang . Seperti tadi pagi, karena ada pesanan 180 porsi maka saya harus bagun pagi," katanya, kepada Tribunjogja.com di Pasar Kranggan , Kamis (16/6/2022) siang.
Pada saat weekday, ia bisa menjual 300 porsi jenang , sedangkan saat weekend ia bisa menjual hingga 500 porsi jenang .
Akan tetapi, saat pandemi Covid-19 ia hanya menjual 200 porsi jenang .
Sebanyak sembilan varian rasa jenang yang ia buat terdiri atas, biji salak, mutiara, pati garut, sumsum, kacang hijau, ketan hitam, ngangkrang, ubi rambat rasa jahe, hingga candil.
Perpaduan rasa gurih dan manis menjadikan ciri khas tersendiri dari semua jenis jenang yang dibuat olehnya.
Untuk memasak semua varian jenang , dia pun dibantu oleh kedua anaknya.
"Anak saya bantuin meras santan, tapi yang meracik jenang saya sendiri," ucapnya.
Sebab, lanjutnya untuk membuat jenang tersebut tidak susah. Hanya menggunakan bahan dasar tepung beras ketan, tepung tapioka, santan, dan juga gula jawa.
Saking larisnya, ia bisa menghabiskan bahan-bahan tersebut dengan cepat.
Sebagai contoh untuk penggunaan gula jawa, Bu Jum mengatakan, selama dua minggu bisa menghabiskan dua kuintal.
Katanya, setiap hari ini berjualan dari pukul 08.00 - 14.00 WIB. Namun, terkadang pukul 11.00 WIB, ia sudah kehabisan barang dagangannya dan harus menutup tempat jualannya.
Baca juga: Satpol PP DIY Gelar Sidak ke Studio Tato di Kota Yogyakarta dan Sleman, Ini Hasilnya