Pemkab Sleman Mulai Bersiap Transisi Menuju Endemi Covid-19
Pemerintah Kabupaten Sleman pun kini mulai mempersiapkan masa transisi menuju endemi Coronavirus Disease-2019 ( Covid-19 ).
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk Kabupaten Sleman saat ini berstatus Level 1 dalam kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Artinya, penularan kasus Covid-19 semakin menurun seiring meningkatnya capaian vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan di masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Sleman pun kini mulai mempersiapkan masa transisi menuju endemi Coronavirus Disease-2019 ( Covid-19 ).
Baca juga: Hujan Deras dan Angin Kencang di Gunungkidul, Belasan Pohon Tumbang hingga Genting Beterbangan
"Sesuai dengan protokol yang diambil dari pusat, kami mulai mempersiapkan pandemi menuju endemi Covid-19 ," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman , Cahya Purnama, di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Rabu (8/6/2022).
Cahya mengatakan, transisi dari pandemi menuju endemi, pihaknya kini mulai menghitung laju penularan kasus, pasien sembuh hingga angka kematian.
Di samping itu, mulai menghitung angka Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit yang saat ini disebutnya sudah mengalami penurunan signifikan.
Hingga saat ini, laju penularan kasus di Kabupaten Sleman berada di angka 1,25 dan 0,72 untuk positivity rate-nya.
"Angka ini rendah sekali karena di bawah 5," kata Cahya.
Tingkat perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit di Kabupaten Sleman juga terbilang rendah. Yaitu, di angka 0,39. Kemudian fatality rate-nya di angka 0,08.
Angka ini cukup menggembirakan karena di bawah 3. Begitu juga dengan keterisian ICU di Rumah Sakit rujukan, per-30 Mei hanya terisi oleh 2 pasien atau 5 persen.
Sementara BOR terisi 14 persen dari total bed yang tersedia sebanyak 568 bed.
Di masa transisi menuju endemi Covid-19 ini, Cahya mengimbau kepada masyarakat agar tetap bisa menjaga prokes dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Caranya, dengan makan makanan bergizi dan seimbang. Kemudian dibarengi hidup bahagia, rajin berolahraga dan mengonsumsi multivitamin. Selain itu mengikuti vaksinasi booster.
Ia tidak memungkiri bahwa animo masyarakat mengikuti vaksin dosis ketiga ini rendah, tidak seperti penyuntikan vaksin primer dosis 1 maupun dosis 2.
"Makanya, kami imbau masyarakat ikut booster karena kita tidak tahu kedepan seperti apa. Mudah-mudahan imun, antibodi kita meningkat dengan booster," kata Cahya.