6 Sapi di Gunungkidul Suspek PMK, DPKH Gunungkidul Kirim Sampel ke Laboratorium

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) setempat pun telah melaporkan temuan tersebut ke laboratorium provinsi.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
Salah satu sapi yang diperjualbelikan di Pasar Hewan Siyono, Playen, Gunungkidul belum lama ini. Aktivitas pasar ditutup sementara pasca temuan 6 suspek PMK pada Sabtu (28/05/2022) lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Enam ekos sapi dari Gunungkidul dicurigai terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) setempat pun telah melaporkan temuan tersebut ke laboratorium provinsi.

Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, mengatakan 6 sapi tersebut didapati saat timnya melakukan pemeriksaan acak di Pasar Hewan Siyono, Playen pada Sabtu (28/05/2022).

"6 sapi ini statusnya Suspek klinis PMK, jadi baru diduga mengarah ke sana," jelas Wibawanti dihubungi pada Minggu (29/05/2022).

Menurutnya, ada sejumlah gejala mirip PMK pada 6 sapi tersebut.

Antara lain air liur berlebihan dan mengental, mengalami demam tinggi, serta luka atau bisul seperti sariawan di mulut.

Wibawanti mengatakan sudah melaporkan temuan tersebut ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Yogyakarta di Wates, Kulonprogo.

Nantinya sampel dari 6 sapi ini akan diambil untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Nanti hasilnya baru akan diketahui setelah pemeriksaan di laboratorium BBVet dilakukan," paparnya.

Wibawanti pun mengaku tidak mengetahui persis riwayat asal sapi tersebut.

Meski begitu, tindakan cepat kini sudah diambil dengan menutup sementara aktivitas Pasar Hewan Siyono.

Pengelola Pasar Hewan Siyono Isnaning Suindarti membenarkan bahwa aktivitas pasar ditutup sementara pasca temuan tersebut.

Pihaknya pun sudah melakukan sosialisasi terkait penutupan tersebut.

"Kami lakukan sosialisasi ke pedagang ternak terkait penutupan ini," kata Isnaning.

Penutupan diperkirakan berlangsung selama dua pekan alias 14 hari ke depan. Adapun biasanya Pasar Hewan Siyono dibuka setiap Wage menurut kalender Jawa.

Menurut Isnaning, penutupan juga diambil untuk menekan potensi meluasnya penularan PMK.

Jika nantinya situasi sudah dipastikan aman, maka aktivitas pasar bisa kembali dibuka.

"Selain situasi di pasar, kami juga menunggu hasil dari pemeriksaan sampel yang diambil," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved