Tersisa 121 Kasus Aktif Covid-19, Selter Isolasi di DI Yogyakarta Sudah Tak Berpenghuni
Selter isolasi di DI Yogyakarta kini berada dalam kondisi kosong seiring dengan melandainya penambahan kasus terkonfirmasi di wilayah ini.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Selter isolasi di DI Yogyakarta kini berada dalam kondisi kosong seiring dengan melandainya penambahan kasus terkonfirmasi di wilayah ini.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan, Pemda DIY memanfaatakan bekas Hotel Mutiara di Malioboro sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.
Meski nihil penghuni, selter tersebut tetap disiagakan mengingat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir.
"Selter memang sudah banyak yang kita tidak gunakan jadi gedung bisa digunakan untuk kepentingan yang lain. Tapi kita juga siaga kalau ada perkembangan baru kita segera aktifkan selter-selter kembali," terang Aji di kantornya, Kamis (19/5/2022).
Baca juga: Saling Ejek Berujung Duel Berdarah di Prabumulih, Satu Orang Tewas dan Seorang Lainnya Kritis
Menurutnya, keberadaan selter masih sangat diperlukan.
Terutama untuk menyikapi kebijakan pembukaan rute penerbangan internasional sehingga pelaku perjalanan yang kedapatan positif setibanya di Yogya dapat segera menjalani karantina di selter isolasi.
Aji menjelaskan, sebagian besar pasien Covid-19 di DI Yogyakarta memilih menjalani isolasi mandiri di rumah.
Sedangkan sebagian kecil dirujuk ke RS rujukan Covid-19. Mereka yang dirawat adalah pasien yang memiliki gejala tingkat sedang hingga berat.
"Sekarang tidak ada yang tinggal di selter. Tinggalnya di RS dan rumah. Sudah sejak beberapa minggu yang lalu kosongnya. Selter kita siapkan karena bandara sudah buka penerbangan langsung ke luar negeri," bebernya.
Saat kasus positif melonjak beberapa waktu lalu, tercatat ada 12 selter yang dikelola oleh Pemda DIY, pemerintah kabupaten/kota, maupun pihak swasta dan perguruan tinggi.
Kapasitasnya mencapai 1.200 orang. Saat ini sebagian besar bangunan selter telah dikembalikan ke fungsi awalnya.
Begitu juga dengan bangsal Covid-19 di RS rujukan Covid-19. Tenaga kesehatan yang biasa menangani pasien Covid-19 dikembalikan ke pelayanan reguler sehingga jumlah bed untuk merawat pasien Covid-19 ikut berkurang.
"Nakesnya dikembalikan ke RS termasuk nakes untuk Covid-19 kembali ke umum. Tapi suatu saat bisa on call kalau ada kasus. SDA di RS kan harus kita optimalkan," terangnya.
Baca juga: Wanita di Lamongan Ini Dianiaya Pria Beristri Gara-gara Menolak Dinikahi
Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, jumlah warga yang terpapar Covid-19 di wilayah ini masih tersisa 121 pasien per Rabu (18/5/2022) lalu. Sedangkan sebanyak 726 orang merupakan suspect atau orang dalam pemantauan.
Kemudian untuk bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat keterisian RS rujukan Covid-19 terpantau cukup rendah yakni berada di angka 4,68 persen.
"Bed non critical tersedia 1.540 tempat tidur dan terpakai 72 tempat tidur. Untuk bed critical atau ICU tersedia 195 ruangan dan terpakai 20," terang Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie. (tro)