Masa Peralihan Musim, Waspada DBD!
Kondisi cuaca tidak menentu berpotensi menimbulkan genangan air yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk Aedes aegypti
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pada masa peralihan musim kemarau ke musim hujan.
Kondisi cuaca yang tidak menentu berpotensi menimbulkan genangan air yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk Aedes aegypti.
Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono mengatakan pencegahan dini jauh lebih penting daripada menunggu kasus terjadi. Karena itu, seluruh puskesmas diminta aktif menggandeng lurah, kepala dusun, RT/RW, hingga kader kesehatan untuk melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 4 plus minimal sekali seminggu atau sehari setelah hujan turun.
“PSN 4 plus meliputi menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air, serta memantau jentik nyamuk secara berkala,” jelasnya, Senin (1/10/2025).
Dia menambahkan, upaya pencegahan ini juga akan didukung dengan kegiatan pengasapan (fogging) yang dilakukan secara gotong royong bersama masyarakat, petugas puskesmas, dan pemerintah kalurahan di wilayah masing-masing.
“Pencegahan harus menjadi gerakan bersama. Kalau lingkungan bersih, nyamuk tidak punya tempat berkembang biak,” tegasnya.
Berdasarkan data Dinkes, sepanjang Januari hingga Juni 2025 tercatat 330 kasus DBD di Gunungkidul, tanpa korban jiwa. Angka ini menurun dibanding periode yang sama tahun 2024 yang mencapai 356 kasus. Meski demikian, masyarakat tetap diminta tidak lengah karena risiko penyebaran bisa meningkat seiring dengan datangnya musim hujan.
“Melalui gerakan PSN rutin, kami berharap masyarakat semakin sadar bahwa kesehatan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Jika konsisten menjaga kebersihan, keluarga bisa terlindungi dari ancaman DBD,” tuturnya.
Dia juga mengingatkan, gejala awal DBD kerap menyerupai demam biasa, sehingga masyarakat diimbau segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila mengalami demam tinggi mendadak disertai nyeri kepala, mual, atau muncul bintik merah pada kulit.
Selain itu, Dinkes Gunungkidul juga akan memperkuat edukasi melalui kader kesehatan di tingkat dusun dan sekolah-sekolah untuk menanamkan kebiasaan menjaga kebersihan sejak dini. Dengan cara ini, diharapkan upaya pencegahan tidak hanya menjadi program pemerintah, tetapi juga tumbuh menjadi budaya masyarakat sehari-hari.
“Deteksi dini sangat penting supaya penanganan bisa cepat dilakukan,” ucapnya (ndg)
| Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Berlaku di Dua Daerah di DI Yogyakarta | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Gelar Dialog Terbuka, Bupati Gunungkidul Ajak Media Jadi Mitra Strategis | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Inflasi Gunungkidul 0,28 Persen pada Oktober 2025, Dipicu Kenaikan Harga Emas hingga Cabai Merah | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| BPBD Gunungkidul Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi hingga Januari 2026 | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Ratusan Siswa di Ponjong Gunungkidul Keracunan Menu MBG, Dinkes Sebut Proses Pendinginan Tak Tepat | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|

                
												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.