Raup Omzet Berlipat, Pedagang Pasar Beringharjo Berharap Perpanjangan Jam Operasional Dipertahankan
Salah satu pedagang di Pasar Beringharjo, Akbar Noor, mengaku sangat berharap, kebijakan tersebut bisa tetap dipertahankan.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Para pedagang Pasar Beringharjo , Kota Yogyakarta meraup pundi-pundi berlipat sepanjang libur Lebaran silam.
Kebijakan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta yang mengizinkan operasional hingga malam hari, disebut sangat memberikan pengaruh.
Salah satu pedagang di Pasar Beringharjo, Akbar Noor, mengaku sangat berharap, kebijakan tersebut bisa tetap dipertahankan.
Baca juga: DKPP Kabupaten Bantul Bentuk Unit Reaksi Cepat untuk Deteksi PMK Pada Hewan Ternak
Pasalnya, sampai sekarang, kondisi pasar masih cukup ramai. Ia mengatakan, momentum ini sudah sangat lama dinanti-nanti oleh para pedagang.
"Harapannya bisa terus dilanjutkan lah, karena ini kan istilahnya untuk mengganti masa-masa sepi kemarin, ya, seperti saat puncak Covid-19, atau bulan puasa, itu sepi banget. Tentu kita pengen golek ijol," katanya.
Ia tidak menampik, selama perpanjangan jam operasional pada libur lebaran lalu, pedagang Pasar Beringharjo mampu meraup omzet yang jauh lebih besar dibandingkan hari biasa.
Terlebih, usai Malioboro ditata sedemikian rupa, antusiasme wisatawan untuk masuk ke pasar pun makin tinggi.
"Hampir 200 persen (peningkatan omzet). Jadi, jelas sekali manfaatnya buat kami. Karena biasanya kan wisatawan dari pagi sampai sore jalan-jalan ke destinasi wisata. Nah, baru malam harinya mereka cari oleh-oleh," terangnya.
"Apalagi, sekarang kan Malioboro sudah ditata ya, dan ngga ada PKL (Pedagang Kaki Lima) lagi. Jadi, harapannya semakin banyak wisatawan yang masuk ke Pasar Beringharjo ini, terutama untuk membeli oleh-oleh," lanjut Akbar.
Baca juga: Timbulan Sampah di Sleman Naik 32 Persen Selama Lebaran, Capai 936 Ton Per Hari
Menurutnya, meski puncak libur lebaran sudah lewat hampir satu pekan, situasi Pasar Beringjarjo pun cenderung masih cukup ramai.
Ia memperkirakan, kebijakan perpanjangan Work Form Home (WFH) untuk aparatur sipil negara, memberikan dampak yang terbilang signifikan.
"Memang sudah turun 50 persen, tapi masih banyak kok wisatawan yang stay. Karena ada kebijakan perpanjangan WFH itu mungkin, ya, banyak wisatawan, atau pemudik, yang tetap kerja meski masih di luar kota," ujarnya. (aka)