DKPP Kabupaten Bantul Bentuk Unit Reaksi Cepat untuk Deteksi PMK Pada Hewan Ternak
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul menyatakan belum menemukan ternak yang terserang penyakit mulut dan kuku (PMK).
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul menyatakan belum menemukan ternak yang terserang penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo menyatakan, meski belum menemukan ternak yang terserang PMK, namun pihaknya sudah melakukan antisipasi sejak daerah lain terserang penyakit tersebut.
Pihaknya langsung bertindak dengan membentuk tim khusus untuk mengantisipasi masuknya PMK ke Bantul.
Baca juga: Timbulan Sampah di Sleman Naik 32 Persen Selama Lebaran, Capai 936 Ton Per Hari
"Kita sudah membentuk tim unit reaksi cepat (URC), pengawasan lalu lintas ternak khususnya yang masuk, SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan) dan pengawasan di Pasar hewan," ujarnya, Kamis (12/5/2022).
Langkah ini dilakukan lantaran Kabupaten Bantul merupakan lumbung ternak terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dengan kondisi ini maka tetap ada potensi pengeluaran PMK pada ternak melalui pernapasan dan air liur. Terlebih di wilayah yang dekat dengan DIY sudah ada penularan antar ternak.
"Kami khawatir, kan ternak dari Bantul dari luar semua, apalagi Boyolali sudah ada (temuan PMK). Makanya lebaran itu dapat berita langsung mengkondisikan teman-teman untuk segera mengantisipasi," imbuhnya.
Selain membentuk tim URC, pihaknya juga sudah menyiagakan 10 Puskeswan yang membawahi 17 Kapanewon.
Baca juga: Dinkes Sleman Aktifkan Tim Gerak Cepat untuk Cegah Penularan Hepatitis Akut
Puskeswan itu nantinya secara masif melakukan sosialisasi pencegahan PMK dan mendeteksi ternak-ternak di kandang kelompok.
Ia pun mengimbau kepada warga masyarakat yang hewan ternaknya mengalami gejala ke arah PMK segera melaporkan ke Puskeswan terdekat.
Setelah mendapat laporan adanya dugaan ternak terjangkit PKM, DKPP Bantul akan langsung melakukan tindak lanjut seperti mengisolasi hewan ternak tersebut.
"Kalau ada ternak yang gejala mengarah ke PMK, peternak langsung lapor kepada petugas, dokter hewan di lapangan dan melakukan pengobatan karena untuk vaksin kami kami belum ada. Sehingga nanti kalau ada temuan kita isolasi ternaknya dan kandang didisinfektan," tandasnya. (nto)