Berita Kota Yogya Hari Ini
2.000 Ton Sampah Menumpuk di Kota Yogya, Butuh Waktu Seminggu untuk Normalisasi
Dibutuhkan waktu setidaknya satu pekan agar tumpukan sampah di depo, atau tempat pembuangan sementara bisa normal seperti sedia kala.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Sedikitnya 2.000 ton sampah menumpuk di Kota Yogyakarta sepanjang penutupan TPST Piyungan sedari Sabtu (7/5/2022) lalu.
Meski tempat pembuangan akhir di Kabupaten Bantul itu sudah beroperasi per Kamis (12/5/22), normalisasi sampah di kota pelajar tetap butuh waktu.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, dibutuhkan waktu setidaknya satu pekan agar tumpukan sampah di depo, atau tempat pembuangan sementara bisa normal seperti sedia kala.
Menurutnya, seluruh armada yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah dikerahkan.
"Jadi, tidak bisa langsung normal, kita butuh waktu sekitar enam hari. Semua armada sudah dikerahkan, sampah akan terus kita angkut seminggu ke depan," ujar Wawali.
Baca juga: Butuh Waktu Seminggu untuk Normalisasi 2.000 Ton Sampah di Kota Yogyakarta
Oleh sebab itu, Heroe pun mengimbau warga masyarakat, supaya tidak gegabah membuang sampahnya di tempat penampungan sementara yang masih penuh.
Dengan begitu, upaya normalisasi bisa berjalan lancar, mengingat tumpukan sampah di Kota Yogyakarta saat ini sudah teramat parah.
"Sekarang beberapa titik yang sudah bersih, bisa kembali menampung pembuangan. Tapi, kalau misal masih ada tumpukan dan belum terangkut, ya ditahan dulu, jangan memaksakan membuang di sana," ungkapnya.
Heroe pun menyebut, prioritas utama pengangkutan kini adalah sampah-sampah di tempat pembuangan sementara yang berlokasi di sekitaran jalan protokol.
Sehingga, pada hari pertama pembukaan kembali ke TPST Piyungan ini, sangat mungkin banyak tumpukan yang belum terangkut.
"Makanya, itu butuh waktu, di Kota Yogyakarta ini kan ada 14 depo sampah yang besar-besar, kemudian yang kecil-kecil juga banyak. Sekarang kita fokus dulu di jalur protokol, dan tempat pembuangan yang paling penuh," ujarnya. ( Tribunjogja.com )