Antisipasi Wabah PMK Pada Hewan Ternak Meluas, Pakar UGM: Isolasi Wilayah Dulu

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof drh R Wasito MSc PhD mengatakan, PMK ini biasanya menyerang ternak

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Shutterstock
Ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau Food and Mouth Disease (FMD) yang menyerang hewan ternak terdeteksi di Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Bahkan, Presiden Joko Widodo sudah memberikan mandat kepada Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo untuk segera melakukan lockdown atau penguncian di wilayah tempat hewan ternak terpapar PMK itu.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof drh R Wasito MSc PhD mengatakan, PMK ini biasanya menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing dan babi.

Namun, penyakit ini tidak menular ke manusia.

“Gejala umumnya adalah demam dan ada pembentukan lepuh, bisul serta koreng pada mulut, lidah, hidung, kaki, dan puting. Bahkan, terdapat lesi pada kaki dan sela jari kaki,” katanya, Rabu (11/5/2022).

Dia mengatakan, bagi ternak yang terinfeksi biasanya mengalami depresi, enggan bergerak dan hilang nafsu makan.

Baca juga: Dinkes Kota Yogyakarta Layani Vaksinasi Selama Libur Idulfitri 2022

Akibatnya, ada penurunan produksi susu, berat badan dan buruknya pertumbuhan.

“Hewan terinfeksi juga mungkin memiliki cairan hidung dan air liur berlebihan,” ujarnya.

Meski wabah ini terjadi di Jawa Timur, tapi penularan PMK perlu diantisipasi agar tidak mewabah ke daerah atau provinsi lain. 

Oleh karena itu, Wasito menyarankan agar tidak ada lalu lintas ternak antar kabupaten atau kota di daerah yang menjadi sumber wabah. 

“Hentikan  lalu lintas produk pertanian mentah maupun olahan. Pengawasan transportasi juga harus ketat, terutama kendaraan dan manusia yang akan keluar dari daerah wabah,” katanya.

Menurutnya, pos-pos pemeriksaan untuk lalu lintas hewan perlu diperketat agar PMK tidak menular ke ternak lain. 

Ia melanjutkan, hal yang tidak kalah penting menurut Wasito adalah segera dilakukan bio surveillance serentak pada semua hewan ternak yang mungkin dapat tertular PMK, termasuk hewan ternak dan hewan liar yang ada di Kebun Binatang. 

“Harus dapat diisolasi PMK, ditentukan serotype-nya, dilakukan sequencing dan phylogenetic,” katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved