Berita Sleman Hari Ini
Dinkes Sleman Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19 Setelah Lebaran
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mewaspadai adanya lonjakan kasus Covid-19 setelah Idulfitri 1443 H. Sebab, berdasarkan pengalaman,
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mewaspadai adanya lonjakan kasus Covid-19 setelah Idulfitri 1443 H.
Sebab, berdasarkan pengalaman, kasus Covid-19 di Bumi Sembada mengalami kenaikan setelah ada libur panjang dan tingginya mobilitas masyarakat.
Terlebih, Pemerintah telah memperbolehkan mudik dan halalbihalal pada lebaran tahun ini.
Karena itu, masyarakat diminta menerapkan protokol kesehatan saat halalbihalal. Terutama pemakaian masker.
Baca juga: BREAKING NEWS : KA Lodaya Ditabrak Dump Truk di Perlintasan Antara Stasiun Patukan-Stasiun Rewulu
"Saran saya ke masyarakat, bahwa ini masih pandemi, prokes ditegakkan. Aturan dari Presiden halalbihalal diperbolehkan, tapi tidak boleh makan. Artinya, meskipun terjadi perkumpulan namun tidak boleh melepas masker. Saf sekarang sudah bisa rapat tapi masker jangan dilepas," kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama, Selasa (26/4/2022).
Jika masyarakat tidak hati-hati dengan protokol kesehatan, Cahya mengaku khawatir akan ada lonjakan kasus Covid-19 setelah Lebaran.
Karena, menurut dia, pergerakan manusia merupakan pergerakan inang Cvid-19. Untuk itu, prokes terutama penggunaan masker harus ditegakkan.
"Kami khawatir virus ini masih bisa transmisi ketika kita melepaskan masker," kata Cahya.
Gugus Tugas Covid-19 ditingkat Kabupaten maupun Kapanewon, menurutnya, akan melakukan pemantauan. Terutama bagi para pelaku perjalanan (pemudik) yang datang ke Kabupaten Sleman.
Ia juga akan mengamati, tiga pekan setelah lebaran. Apakah ada peningkatan kasus atau tidak.
"Mudah-mudahan tidak. Jika masih dalam varian Omicron," tuturnya.
Baca juga: Bursa Transfer : Chelsea Incar Matthijs de Ligt sebagai Pengganti Antonio Rudiger
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo memastikan, masyarakat pada tahun ini diperbolehkan untuk menggelar Sholat Idulfitri berjamaah di masjid maupun di tanah lapang.
Hal ini karena kasus Covid-19 dinilai sudah melandai dan Sleman berada di PPKM Level 2.
"Monggo masyarakat diperbolehkan salat Ied di lapangan atau di Masjid. Tapi pakai masker, karena masih PPKM level 2," kata Kustini.
Nantinya, kata dia, lapangan Denggung yang tahun sebelumnya dilarang dipakai untuk Sholat Idulfitri pada tahun ini boleh digunakan. (rif)
