Ada Proyek Apa di Alun-alun Utara Yogyakarta?
Berikut penjelasan proyek revitalisasi Alun-alun Utara Yogyakarta. Dikabarkan, proyek ini untuk mempersiapkan Jogja sebagai Kota Warisan Dunia.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Joko Widiyarso
KRT Suryo Satriyanto menjelaskan, pasir pengganti yang digunakan adalah pasir dari tanah Kasultanan.
Baca juga: Paniradya Kaistimewan DIY Tegaskan Revitalisasi Alun-alun Utara Yogyakarta Tak Gunakan Danais

“Kami menukar material yang ada di Alun-alun Utara Yogyakarta dengan pasir yang telah kami pilih. Selanjutnya, material dari Alun-alun Utara tersebut kami gunakan untuk menutup bekas galian pasir di wilayah pengambilan pasir,” jelas Suryo.
“Sebelum melakukan proses penggalian, kami juga sudah melakukan rapat koordinasi dengan berbagai instansi serta dinas terkait maupun masyarakat di sekitar lokasi pengambilan pasir,” ujarnya.
Menambahkan Suryo, Aris Eko pada lain kesempatan menyampaikan bahwa pasir pengganti yang akan digunakan di Alun-alun Utara Yogyakarta diambil dari tanah kasultanan.
“Tanahnya itu diambil dari salah satu Sultan Ground yang berada di Bantul. Apakah area pantai, ora ngerti aku (saya tidak tahu),” ujar Aris Eko seperti dikutip dari Tribunjogja.com, Senin (18/4/2022).
Sementara itu, Suryo dalam keterangan tertulisnya menjelaskan bahwa upaya mengembalikan tanah Alun-alun Utara Yogyakarta agar seperti material aslinya menjadi penting dilakukan demi kelestarian alun-alun.
“Mengembalikan tanah Alun-alun Utara ke material aslinya, yakni pasir, sangat penting untuk menjaga kemuliaan serta kelestarian Alun-alun sebagaimana mestinya,” tutur Suryo.
Ia menyampaikan, proses revitalisasi Alun-alun Utara Yogyakarta menjadi salah satu upaya Kraton Jogja untuk mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Warisan Dunia.
Baca juga: PKL Alun-alun Klaten Dipindah Setelah Lebaran, Ini Pertimbangannya
Untuk diketahui, saat ini Yogyakarta memang sedang menuju tahap penilaian dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) untuk bisa menyandang status sebagai Kota Warisan Dunia.
Adapun yang dinilai oleh pihak UNESCO adalah area sumbu filosofis di mana Alun-alun Utara Yogyakarta menjadi salah satu titik sumbu filosofis tersebut.
Diharapkan, revitalisasi Alun-alun Utara Yogyakarta bisa ikut menyempurnakan area sumbu filosofis yang kini sedang dinilai UNESCO.
Terkait hal tersebut, Aris Eko selaku Paniradya Pati Kaistimewaan DIY juga tidak menyangkal bahwa penyempurnaan Alun-alun Utara Yogyakarta merupakan bagian dari persiapan penilaian UNESCO.
Lantas, bagaimana wujud Alun-alun Utara Yogyakarta yang dulu?
Kondisi Alun-alun Utara Yogyakarta di zaman dulu dan filosofinya

Dikutip Tribunjogja.com dari laman resmi Kraton Jogja, Rabu (20/4/2022), seluruh permukaan Alun-alun Utara Yogyakarta seharusnya ditutup dengan pasir lembut, seperti halnya di Alun-alun Selatan Yogyakarta.
Pasir lembut yang menyelimuti seluruh permukaan alun-alun merupakan penggambaran atau lambang dari laut tak berpantai.