Bupati Kustini Wanti-wanti Pelaku Wisata Tidak Nuthuk Harga saat Libur Lebaran
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menaruh harapan besar momentum libur lebaran bisa menjadi daya ungkit kebangkitan sektor Pariwisata
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menaruh harapan besar momentum libur lebaran bisa menjadi daya ungkit kebangkitan sektor Pariwisata.
Karena itu, Ia mewanti-wanti kepada pedagang atau para pelaku wisata, agar tidak menaikan harga saat wisatawan berlibur di Bumi Sembada.
"Kami minta jangan nuthuk lah, agar sektor pariwisata ini hidup kembali. Harganya sesuai standar saja. Jika tidak standar, kemudian viral di media sosial nanti kami yang jatuh sendiri. Jadi jangan nuthuk," kata dia, Senin (18/4/2022).
Kustini mengatakan, saat libur lebaran diperkirakan ada 30 persen dari jumlah pemudik di Indonesia yang akan mengunjungi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tak terkecuali Sleman. Hal ini karena DIY menjadi daerah tujuan wisata.
Ia meyakini, dengan jumlah yang besar itu akan mampu memulihkan sektor pariwisata setelah lumpuh dilanda pandemi covid-19.
Dampak dari kunjungan itu, mampu menggeliatkan perekonomian di masyarakat.
Baca juga: Jelang Lebaran, Harga Terigu di Sleman Merangkak Naik
Baca juga: Jelang Lebaran 2022, ASN Sleman Diingatkan Tidak Gelar Open House
Saat ini, Pemkab Sleman terus melakukan persiapan untuk menyambut lonjakan wisatawan.
Di antaranya, beberapa destinasi wisata yang sempat ditutup karena erupsi gunung Merapi seperti Bukit Klangon, Bunker Kaliadem, Petilasan Mbah Maridjan di Kinahrejo, wisata religi Turgo, dan Jeep wisata Lava Tour kini telah kembali dibuka.
Pertimbangannya, gejolak Merapi dinilai sudah melandai. Aktivitas gunung diperbatasan DIY- Jateng itu, saat ini berada di level siaga dengan potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas sekitar selatan- barat daya meliputi Sungai boyong sejauh 2 - 5 kilometer, kemudian sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Meski telah dibuka, pengelola tetap diminta melakukan pendampingan petugas SAR selama jam operasional, serta memiliki prosedur tetap penanganan kondisi darurat erupsi gunung Merapi dengan berkonsultasi BPBD Sleman.
Selain itu, CHSE dan prokokol kesehatan tetap harus diperhatikan.
"Prinsipnya, Sleman siap melayani wisatawan," kata dia. (Tribunjogja/Ahmad Syarifudin)
