Apa Itu Wabah Salmonella? Simak Penjelasannya Menurut WHO dan CDC
Berikut berbagai hal yang perlu Anda ketahui tentang wabah Salmonella yang sedang ramai diperbincangkan akibat diduga terkait dengan cokelat Kinder.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM - Kasus wabah Salmonella di sejumlah negara Eropa sedang ramai diperbincangkan karena diduga berkaitan dengan camilan telur cokelat Kinder yang biasa dijumpai di supermarket.
Kompas.com pada Rabu (6/4/2022) mewartakan, Layanan Kesehatan Masyarakat Perancis melaporkan terdapat 15 dari total 21 penderita Salmonella di Perancis yang terindikasi mengonsumsi produk camilan telur cokelat Kinder.
Disebutkan pula bahwa wabah tersebut banyak menyerang anak-anak dan usia rata-rata anak yang terpapar wabah adalah 4 tahun.
Lantas, sebenarnya apa itu wabah Salmonella?
Dirangkum Tribunjogja.com dari laman resmi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan World Health Organization (WHO) pada Rabu (6/4/2022), berikut beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang Wabah Salmonella.
Apa itu Salmonella?
Dijelaskan CDC, Salmonella adalah bakteri yang membuat orang sakit. Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Amerika bernama Dr. Daniel E. Salmon pada 1885.
Sebagian besar jenis bakteri Salmonella menyebabkan penyakit yang disebut “salmonellosis”.
Sementara itu, beberapa jenis bakteri Salmonella lainnya menyebabkan demam tifoid (tipes) atau demam paratifoid (infeksi yang menyerang usus dan menyebar ke aliran darah).
Apa saja gejala infeksi Salmonella?
Menurut CDC, kebanyakan orang dengan infeksi Salmonella mengalami gejala berikut ini:
- Diare
- Demam
- Kram perut.
Gejala biasanya mulai 6 jam sampai 6 hari setelah seseorang terinfeksi. Gejala Salmonella juga dilaporkan berlangsung selama 4 - 7 hari.
Kendati demikian, ada pula beberapa orang yang terinfeksi tetapi tidak mengalami gejala selama beberapa minggu setelah infeksi. Ada pula yang mengalami gejala selama beberapa minggu.
Pada beberapa kasus, Salmonella terkadang menyebabkan infeksi pada urin, darah, tulang, sendi, atau sistem saraf (cairan tulang belakang dan otak), serta dapat menyebabkan penyakit yang parah.
Bagaimana cara mendiagnosis Salmonella?
Infeksi Salmonella didiagnosis dengan cara melakukan tes laboratorium untuk mendeteksi bakteri Salmonella dalam tinja, jaringan tubuh, atau cairan seseorang.
Bagaimana cara mengobati infeksi Salmonella?
WHO melalui laman resminya memaparkan, gejala infeksi Salmonella relatif ringan dan pasien akan sembuh tanpa pengobatan khusus dalam banyak kasus.
Namun, dalam beberapa kasus, terutama kasus infeksi Salmonella pada anak-anak dan pasien lanjut usia (lansia), terdapat beberapa orang yang mengalami dehidrasi parah dan mengancam jiwa.
Adapun CDC melalui laman resminya juga menyampaikan bahwa kebanyakan orang yang terin sembuh dari infeksi Salmonella dalam waktu 4 - 7 hari tanpa antibiotik.
Namun, menurut CDC, orang yang terinfeksi Salmonella harus minum banyak cairan selama mengalami gejala diare.
Pengobatan antibiotik dianjurkan untuk penderita infeksi Salmonella yang masuk kategori berikut ini:
- Orang dengan penyakit parah
- Orang dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti penderita HIV atau orang yang sedang menjalankan pengobatan kemoterapi
- Orang dewasa di atas 50 tahun yang memiliki masalah medis, seperti penyakit jantung
- Orang dewasa usia 65 tahun ke atas
- Bayi (anak yang berusia di bawah 1 tahun)
Bagaimana orang bisa terinfeksi Salmonella?
Untuk diketahui, Salmonella hidup di usus manusia dan hewan. Orang bisa terinfeksi Salmonella dari berbagai sumber, termasuk:
- Mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi Salmonella
- Menyentuh hewan yang terinfeksi Salmonella, atau menyentuh kotoran maupun lingkungannya
Siapa yang lebih berisiko terkena infeksi Salmonella?
- Anak usia di bawah 5 tahun (balita) adalah yang paling berisiko terinfeksi Salmonella.
- Bayi usia di bawah 1 tahun yang tidak diberi ASI eksklusif juga berisiko terkena infeksi Salmonella.
- Bayi, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah juga berisiko mengalami infeksi parah.
- Orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu (misalnya, obat pengurang asam lambung) berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi Salmonella.
Data kasus infeksi Salmonella
CDC memperkirakan, setiap tahunnya, bakteri Salmonella menyebabkan sekitar 1.350.000 penyakit, 26.500 kasus infeksi sampai butuh rawat inap, dan 420 kematian di Amerika Serikat.