Berita Sleman Hari Ini
Pedagang di Sleman Rela Antre Berjam-jam Untuk Beli Minyak Goreng Curah
antrean panjang terjadi di salah satu distributor minyak goreng curah di Sleman. Arie Vidya (40) hanya salah satu warga Sleman
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - antrean panjang terjadi di salah satu distributor minyak goreng curah di Sleman.
Arie Vidya (40) hanya salah satu warga Sleman yang mengantre, sementara ada puluhan warga lain yang ikut mengantre.
Arie menyebut dirinya sudah mengantre sejak pukul 08.00, namun hingga pukul 09.30 dirinya belum bisa memperoleh minyak goreng curah.
Selain harus mengantre untuk waktu yang lama, ia harus membeli produk lain.
Baca juga: Booster Jadi Syarat Mudik, Minat Warga DI Yogyakarta untuk Ikut Vaksinasi Diharapkan Meningkat
"Udah ngantre dari jam 08.00, ini masih mending tidak sebanyak kemarin. Sekarang yang antri cuma jerikennya, kemarin orangnya ikut ngantri duduk di atas jeriken. Antrean sampai ke luar sana," katanya saat ditemui, Jumat (25/03/2022).
"Saya dapat jatah satu jeriken, isi 18 liter. Tetapi harus beli tepung atau yang lain. Minyaknya satu jerigen Rp 252 ribu, tapi harus beli tepung atau gula yang penting Rp 400ribu," sambungnya.
Hal tersebut sudah ia alami sejak kelangkaan minyak goreng.
Bahkan dulu ia harus membeli produk lain senilai Rp600ribu.
Sebagai pedagang kelontong, ia tidak memiliki pilihan lain sebab permintaan minyak goreng sangat tinggi.
Meski menjadi korban tying, ia tidak memaksa konsumen untuk membeli produk lain.
"Saya jual per liternya Rp 15 ribu aja. Sekitar saya itu jualan gorengan, jadi saya nggak menaikan harga atau lainnya. Kasihan masyarakat. Saya jualnya ke orang-orang yang memang butuh. Jadi dipilih-pilih," ungkapnya.
Hal yang sama juga dialami oleh Suryaman (44). Ia adalah produsen kerupuk. Untuk produksi kerupuk, ia butuh paling tidak 4-6 jeriken.
Baca juga: Sebanyak 1.700 Kader Posyandu di Bantul Ikuti Uji Kompetensi
"Ya gimana, adanya cuma di sini. Itu aja saya cuma dapat jatah satu jeriken. Suruh beli yang lain juga, tapi saya beli tepung, di sisi lain memang butuh sih. Tapi kan tetap kurang," terangnya.
Ia tidak mempermasalahkan harga minyak goreng yang melambung tinggi.
Namun seharusnya diimbangi dengan ketersediaan yang mencukupi.
"Lah ini udah mahal, barangnya nggak ada. Saya udah cari kemana-mana nggak ada. Yang khusus minyak goreng aja kosong, adanya cuma ini, yasudah," imbuhnya. (maw)