Rusia Ingin Rebut Kiev, AS Kirim Senjata Canggih Rp11,5 Triliun ke Ukraina

Para pemimpin Barat menyepakatinya dalam pertemuan di Brussel, Belgia, Kamis (24/3/2022), saat serangan Rusia terhadap Ukraina memasuki bulan kedua.

Penulis: Sigit Widya | Editor: Sigit Widya
AFP/ARIS MESSINIS
Prajurit Ukraina mengevakuasi seorang wanita tua dari kota Irpin, beberapa waktu lalu. Pasukan Rusia bergerak semakin dekat ke ibu kota dari utara, barat dan timur laut. 

TRIBUNJOGJA.COM, BRUSSEL - Para pemimpin Barat setuju untuk memperkuat pasukan di Eropa Timur dan meningkatkan bantuan militer ke Ukraina.

Para pemimpin Barat menyepakatinya dalam pertemuan di Brussel, Belgia, Kamis (24/3/2022), saat serangan Rusia terhadap Ukraina memasuki bulan kedua.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, telah mendesak para pemimpin Barat untuk melakukan tindakan lebih jauh dan menyerukan zona larangan terbang.

Sebab, menurutnya, ribuan warga Ukraina telah tewas, sedangkan jutaan lain mengungsi, dan kota-kota hancur sejak Rusia invasi pada 24 Februari 2022.

Ia menyebut, tindakan Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengerahkan pasukan untuk menyerang Ukraina telah mengakibatkan kesengsaraan jutaan jiwa.

Menurut UNICEF, lebih dari setengah anak-anak Ukraina diusir dari rumah, sementara pelabuhan Mariupol terkepung dan menimbulkan penderitaan.

Di bagian kota yang sekarang direbut oleh Rusia, sepetak lahan di antara bangunan hancur dan hangus menjadi kuburan darurat bagi para korban Rusia.

Baca juga: Rusia Peringatkan Soal Potensi Meletusnya Peperangan dengan NATO

Dilansir Reuters, ratusan ribu penduduk bersembunyi di ruang bawah tanah di Mariupol tanpa air mengalir, makanan, obat-obatan, serta aliran listrik.

Para pejabat Ukraina menuduh Rusia telah mendeportasi 15.000 orang secara paksa dari kota di selatan tersebut meski Moskow buru-buru membantahnya.

Sejauh ini, Rusia gagal merebut satu kota besar, hampir tidak bergerak dalam beberapa minggu, mengepung kota-kota di timur dan terhenti di gerbang Kiev.

Seorang pejabat mengatakan, militer Ukraina telah menghancurkan Orsk, sebuah kapal pendarat besar Rusia di dekat pelabuhan Berdyansk di Laut Azov.

"Ya, Orsk hancur," kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Malyar, seraya menambahkan bahwa kapal itu mampu membawa 45 kendaraan lapis baja.

Rekaman video dari pantai di dalam Berdyansk, yang dikonfirmasi Reuters, menunjukkan kolom asap membubung dari kobaran api di samping dermaga pelabuhan.

Namun demikian, pejabat Rusia tidak segera menanggapi pernyataan Ukraina tentang kehancuran kapal pendarat besar di dekat pelabuhan Berdyansk di Laut Azov.

Baca juga: Para Pemimpin Barat Bersatu untuk Ukraina

Seperti dikutip Tribunjogja.com, sebagai tanda persatuan Barat, para pemimpin melakukan pertemuan di Brussel untuk pertemuan darurat NATO, G7, dan Uni Eropa.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved